Rindu kami seteguh besi
Hari demi hari menanti
Tekad kami segunung tinggi
Takut siapa? kami hadapi
Yang hilang Menjadi katalis
Di setiap Kamis
Nyali Berlapis
Marah Kami
Senyala api
Di depan istana berdiri
Yang hilang menjadi katalis
Di setiap Kamis
Nyali berlapis
Yang ditinggal
Takkan pernah diam
Mempertanyakan kapan pulang?
Dedy Hamdun HILANG Mei 1997
Ismail HILANG Mei 1997
Hermawan Hendrawan HILANG Maret 1998
Hendra Hambali HILANG Mei 1998
M Yusuf HILANG Mei 1997
Nova Al Katiri HILANG Mei 1997
Petrus Bima Anugrah HILANG Maret 1998
Sony HILANG April 1997
Suyat HILANG Februari 1998
Ucok Munandar Siahaan HILANG Mei 1998
Yadin Muhidin HILANG Mei 1998
Yani Afri HILANG April 1997
Wiji Tukul HILANG Mei 1998
HILANG
Surabaya, IDN Times - Mei 1998 menjadi lembaran yang kelam bagi masyarakat Indonesia. Sudah 20 tahun berlalu, namun ingatan pedih itu masih membekas. Semangat para keluarga korban untuk mendapatkan keadilan dari peristiwa tersebut pun tak pernah padam bahkan hingga detik ini. Hal tersebut bisa kita rasakan lewat lagu Efek Rumah Kaca yang berjudul Hilang.
Yang unik dari lagu ini adalah disebutkannya nama orang-orang yang hilang saat peristiwa kerusuhan pada masa Orde Baru tahun 1997-1998 di bagian akhir lagu. Mendengar lagunya yang terkesan dark, kita seolah dibawa pada memori tragedi Mei 1998.
Masa-masa kerusuhan yang mencekam dan menegangkan. Lantas kita diingatkan tentang orang-orang yang hilang secara misterius pada masa itu.
Bukan sekadar mendendangkan lagu, Efek Rumah Kaca punya semangat tersendiri menciptakan lagu ini. Di tengah kesibukannya di Amerika, IDN Times berkesempatan bincang-bincang melalui WhatsApp call dengan vokalis band Indie kenamaan Indonesia ini, Cholil Mahmud mengenai lagu Hilang, Rabu (2/5/2018) lalu.
Cholil berbagi ceritanya bagaimana ERK akhirnya membuat lagu ini dan memberikan pendapatnya soal perjuangan kita menyelesaikan kasus keadilan ini.
Simak kutipan wawancara berikut.