Jakarta, IDN Times - Nama Putri Tanjung semakin dikenal oleh publik usai diumumkan sebagai satu dari tujuh staf khusus millennial Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada Kamis (21/11) kemarin. Ketika namanya muncul, sebagian dari masyarakat langsung mengaitkan pemilihannya dengan sosok ayah putri yang tak lain adalah konglomerat Chairul Tanjung.
Chairul diketahui bukan saja memiliki pusat perbelanjaan, hiburan dan perbankan. Namun, ia juga merupakan mogul media di bawah naungan grup Trans Media.
Perempuan yang kini berusia 23 tahun itu sudah lama menyadari apapun yang ia lakukan maka kerap akan dibayangi oleh nama besar sang ayah. Bahkan, ketika ia mendirikan perusahaan event organizer yang diberi nama "Creativepreneur", publik langsung menilai itu usaha yang sepenuhnya dibiayai oleh Chairul.
Padahal, menurut Putri, perusahaan itu ia rintis sejak ia masih berusia 17 tahun tanpa sedikitpun kucuran modal dari sang ayah. Hal itu ia ungkapkan secara lugas ketika hadir di acara podcast bersama Deddy Corbuzier.
Video yang tayang di YouTube pada (8/10) lalu semakin banyak ditonton usai Putri diumumkan sebagai salah satu stafsus Jokowi.
"Padahal, gue mendapatkan ini tidak gampang. Semua butuh proses yang sangat luar biasa. Padahal, dari awal bokap gue itu gak ikut kasih modal," ujar Putri di tayangan podcast itu.
Namun, bantahan yang disampaikan Putri bolak-balik di hadapan publik itu tak mempan. Pencapaiannya kini masih kerap dikaitkan dengan sosok Chairul. Maka, tak heran di usia 17 tahun, ia sempat merasa baper dan sakit hati.
Lalu, apa yang Putri lakukan untuk bangkit dan membuktikan kesuksesannya kini sama sekali tanpa campur tangan ayahnya? Bagaimana pula strategi yang diterapkan Putri ketika acara musik yang pernah digelar di area Senayan dan telah menghabiskan biaya mencapai miliaran rupiah justru ujung-ujungnya malah rugi?