Daan Mogot Hingga RA Kartini, Ini 10 Pahlawan Gugur saat Usia Muda

Jakarta, IDN Times - Bung Karno pernah menyerukan pada kaum muda agar merebut kemerdekaan. Dia membutuhkan pemuda-pemuda unggul yang memiliki visi yang besar untuk mengguncang dunia. Karena jumlah besar saja tidak cukup untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa yang diperhitungkan di kancah dunia.
Banyak pejuang yang tergerak hatinya untuk merebut kemerdekaan. Semua usia dan golongan angkat senjata dan bertaruh nyawa. Karena itu, tak sedikit dari mereka harus gugur pada usia muda. Berikut ini 10 pahlawan Indonesia yang gugur di usia muda dikutip dari berbagai sumber.
1. Harun Tohir dan Usman Janatin gugur saat misi rahasia
Dinukil dari buku Pahlawan-Pahlawan Bangsa yang Terlupakan karya Johan Prasetya, Harun Tohir lahir pada 4 April 1943 di Pulau Keramat Bawean, Jawa Timur. Dia meninggal dunia setelah dijatuhi hukuman mati pada usia 25 tahun.
Sebelum wafat, anggota sukarelawan Korps Komando Angkatan Laut (KKO) itu pada Juli 1964 masuk dalam tim Brahma I di Basis II Ops A KOTI, untuk menjalankan tugas rahasia bersama Usman Janatin bin Muhammad Ali, dan Gani bin Aroep.
Pada 8 Maret 1965, mereka berangkat menggunakan perahu karet dengan 12,5 kilogram bahan peledak. Tugas mereka melakukan sabotase di objek vital Singapura. Tepat pada 10 Maret 1965, mereka meledakkan bangunan McDonalds House di pusat kota Singapura.
Wajahnya yang oriental ditambah kemampuan menguasai bahasa Tiongkok, bahasa Inggris, dan bahasa Belanda, membuat Harun dan kedua rekannya ditugaskan ke Singapura menyamar sebagai pelayan dapur.
Harun dan Usman ditangkap patroli Singapura pada 13 Maret 1965 karena mesin boat yang mengangkut mereka mengalami kerusakan. Keduanya diadili hingga dijatuhi vonis mati. Mereka menjalani hukuman gantung di penjara Changi, Singapura, pada 17 Oktober 1968. Sedangkan, Gani mencari jalan lain dan lolos.
Jenazah keduanya dibawa ke Taman Makam Kalibata, Jakarta Selatan. Kopral KKO TNI Anumerta Harun bin Said dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI Nomor 050/TK/tahun 1968, tanggal 17 Oktober 1968. Harun gugur dalam usia 25 tahun.
Untuk mengenang jasa keduanya, nama mereka diabadikan sebagai nama kapal perang RI Usman-Harun. Pemerintah Kabupaten Purbalingga juga membangun taman kota seluas 3,5 hektare dengan nama Taman Kota Usman Janatin, karena Usman lahir di Desa Tawangsari, Kelurahan Jatisaba, Purbalingga, dengan ayah Muhammad Ali dan Rukiah pada 18 Maret 1943.