Kapten Czi (Anumerta) Pierre Andries Tendean lahir di Jakarta, 21 Februari 1939, dari pasangan Dr AL Tendean (pria Minahasa) dan Cornet ME yang berdarah keturunan Prancis. Pierre Tendean merupakan seorang perwira militer yang menjadi korban peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Dia mengawali karier sebagai intelijen yang pernah menempuh pendidikan di Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad) Bandung pada 1958. Pierre meninggal dunia di Jakarta dalam usia 26 tahun, pada 30 September 1965. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dan ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia pada 5 Oktober 1965.
Terakhir adalah KH Wahid Hasyim, yang lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 1 Juni 1914. Wahid Hasyim adalah putra dari KH Hasyim Asy'ari yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Ayah dari Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu merupakan salah seorang anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan pendiri Institut Agama Islam Negeri (IAIN)--yang sekarang lebih dikenal sebagai Universitas Islam Negeri (UIN).
Di BPUPKI, Wahid Hasyim menjadi tokoh termuda dari sembilan tokoh nasional yang ikut menandatangani Piagam Jakarta--cikal bakal Proklamasi dan Konstitusi. Pada kabinet pertama yang dibentuk Sukarno, dia diangkat menjadi menteri agama.
Pada 18 April 1953, kecelakaan menimpa Wahid Hasyim saat bepergian ke Sumedang, Jawa Barat, dalam rangka menghadiri rapat NU. Saat melintas di daerah Cimahi, kendaraan yang ia tumpangi ditabrak truk. Saat itu turun hujan lebat.
Dikutip dari buku Tokoh-Tokoh Fenomenal Paling Mempengaruhi Wajah Indonesia karya Iwan Setiawan, Wahid Hasyim sempat dirawat di RS Boromeus Bandung, namun dalam kondisi tak sadarkan diri. Keesokan harinya, 19 April 1953, dia meninggal dunia dalam usia 39 tahun.
Jenazah kemudian dibawa ke Jakarta, lalu diterbangkan ke Surabaya dan dimakamkan di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Wahid Hasyim kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Memperingati HUT ke-75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times meluncurkan kampanye #MenjagaIndonesia. Kampanye ini didasarkan atas pengalamanan unik dan bersejarah bahwa sebagai bangsa, kita merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dalam situasi pandemik COVID-19, di mana kita bersama-sama harus membentengi diri dari serangan virus berbahaya. Di saat yang sama, banyak hal yang perlu kita jaga sebagai warga bangsa, agar tujuan proklamasi kemerdekaan RI, bisa dicapai.