ilustrasi bantuan sembako di tengah wabah COVID-19. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Hal serupa turut terjadi bagi Bram. Pria asal Madiun, Jawa Timur ini sudah bekerja menjadi wartawan selama dua tahun. Bram sendiri baru bekerja di sebuah perusahaan media radio selama satu tahun.
Pada Selasa (7/4) pekan lalu, kontraknya berakhir. Namun sejak Rabu (1/4), pihak perusahaan belum memberikan kepastian apakah dirinya akan ditetapkan sebagai karyawan tetap atau kontraknya diperpanjang.
Pada Rabu (1/4), salah satu kerabatnya yang juga masih berstatus pegawai kontrak menanyakan kepastian status dia dan Bram kepada redaktur. Total, ada tiga reporter yang masih berstatus sebagai pegawai kontrak. Redaktur pun meyakinkan jika ketiganya akan diberikan kabar baik.
"Dari situ, gue dan dua orang teman gue tuh tenang. 'Oh masih dinilai nih, oh mungkin karena semua anak kantor juga kerja di rumah mungkin lambat (memberikan kepastiannya)','' ungkap Bram.
Pada Jumat (3/4), Bram bersama dua rekannya diminta oleh pihak HRD untuk datang ke kantor. Akan tetapi, dua rekannya ternyata dibatalkan. Alih-alih berharap bertemu dengan redaktur, Bram ternyata hanya bertemu dengan manajer HRD.
Di dalam ruangan meeting, hanya ada dia bersama beberapa rekan dari divisi lain. Manajer HRD kemudian menjelaskan alasan mereka dipanggil, dan menyatakan kondisi keuangan perusahaan tengah collapse. Pihak perusahaan memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak Bram.
"Di situ langsung perasaan gue tuh lagi kayak gini nih (wabah COVID-19), gue malah diberhentiin. Padahal, gue sama sekali gak mikir kalau bakal diberhentiin," ungkapnya.
Pria berusia 24 tahun ini menerima keputusan tersebut. Pihak perusahaan juga menjanjikan memberikan gaji terakhirnya untuk di bulan April. Untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, Bram selalu menghemat. Dia mengatakan, tak mau hanya sekadar mengandalkan kartu Prakerja dari pemerintah.
"Kartu Prakerja tuh ada tes-tesnya. Gak bisa langsung proses kita dapat Rp3,5 juta. Makanya, hemat-hemat pengeluaran," tutur lulusan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta ini.