Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Youtube

Setelah penyiraman air keras yang menimpa dirinya, Novel Baswedan yang merupakan kepala satgas penyidikan kasus dugaan korupsi e-KTP itu harus vakum sementara waktu. 

Bahkan hingga lebih dari 100 hari pasca kejadian itu, polisi belum juga menetapkan satupun tersangka. Terkait informasi sebelumnya, diduga dalam penyiram tersebut pelaku terdiri dari dua orang yang berboncengan mengendarai sepeda motor. Akibatnya, air keras itu mengenai mata dan mencederai mata kirinya. 

Walaupun kejadian yang menimpa dirinya begitu menyaktkan, beliau tak akan pudar semangatnya dan tak akan lunturnya untuk menegakan keadilan serta tidak akan berpengaruh pada upaya pemberantasan korupsi yang beliau cita-citakan sejak dulu.

Dengan semangatnya yang menggebu-gebu itu, Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan itu pun angkat bicara dan muncul dalam sebuah video berdurasi 2,5 menit. Dengan menggunakan peci putih dan kaus hitam, Novel memberikan pesan khusus kepada pelaku penyiraman wajahnya.

Inilah video tersebut..

Di dalam video tersebut, beliau tidak lupa diawali dengan ucapan terima kasih Novel kepada semua pihak yang selama ini terus mendukung kesembuhannya. Mulai dari mendoakan hingga memberikan perhatian besar terhadap kasus yang menimpanya.

Selain itu, di dalam video tersebut Novel juga menegaskan, dirinya tidak akan pernah takut dengan segala macam ancaman yang ada. Pasca diserang, dia mengklaim semakin bersemangat dalam menyelesaikan kasus-kasus yang tengah ditaganinya.

‎"Saya ingin menyampaikan semangat kepada rekan-rekan semuanya bahwa saya dengan kejadian ini tidak akan mengendur atau semangat saya berkuang," tegasnya.

‎Novel menambahkan, para pelaku teror penyerangan dirinya juga harus tau bahwa pemberantasan korupsi di KPK tidak akan pernah berhenti, hanya karena adanya ancaman. Oleh sebab itu ancaman yang dilakukan oleh koruptor adalah sia-sia.

‎"Ini juga sebagai penyemangat untuk kita semua terutama anak muda, pemuda Indonesia yang dengan begini kita berharap ke depan semakin kuat, semakin perhatian dengan kepentingan negara dan bangsa dan kepentingan orang banyak," ungkapnya.

Selain itu Novel juga mengapresiasi orang-orang yang terus mendukungnya dan mendoakan dirinya sembuh.‎ "Menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua rekan-rekan yang telah mendoakan, yang telah memberikan perhatian dukungan tentunya," katanya.

Mengenai penglihatannya, Novel mengaku dalam waktu dekat mata bagian kiri akan dilakukan operasi. Sehingga dia bisa kembali lagi ke lembaga antirasuah.

"Mengenai mata saya sedang dalam proses penyembuhan terutama mata kiri yang prosesnya perlu waktu, dan ada operasi agar kembali normal," beber dia.

Hal itu disampaikan melalui video yang direkam oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak. Video tersebut diambil saat Dahnil mengunjungi Novel di Singapura.

Sekadar informasi, ‎teror yang menimpa Novel Baswedan ini sudah terjadi selama tiga bulan lebih, tepatnya terjadi pada 11 April 2017. Saat itu, Novel diserang dua orang pria usai melakukan ibadah salat Subuh.

Saat ini Novel masih menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Singapura untuk mengobati matanya yang disiram cairan kimia ‎itu.

Perkembangan terbaru, polisi mengklaim telah memiliki sketsa wajah para terduga pelaku penyiraman air keras itu, dan akan segera disebarluaskan ke masyarakat

Mengenai kasusnya sendiri, Kapolri Sebut Kasus Penyiraman Novel Lebih Sulit Diungkap Dibanding Bom Bali

kompas.com

Seperti dilansir dari laman kompas.com, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan pengungkapan kasus penyiraman penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan lebih sulit ketimbang kasus besar lainnya.

Bahkan menurut Tito, lebih mudah menangkap teroris seperti pelaku bom Bali daripada penyiram Novel Baswedan karena sangat sedikit meninggalkan jejak untuk diselidiki.

“Bom besar seperti bom Bali justru lebih mudah. Impact-nya besar. Tapi untuk menyelidikinya, bukti yang diitinggalkan pelaku pasti banyak sekali,” ujar Tito dalam wawancara eksklusif di Kompas TV, Sabtu (8/7/2017).

“Bom Kampung Melayu kenapa bisa cepat, karena yang bunuh diri bawa barang bukti utama. Mereka bunuh diri dua orang, itu barang bukti yang paling utama, kami melihat sidik jarinya. Menggunakan sistem inafis yang connect dengan e-KTP, sebentar langsung keluar,” ujar Tito.

Dia menuturkan, kasus penyiraman terhadap Novel tergolong ke dalam jenis hit and run dengan hitungan detik sehingga meninggalkan jejak yang sangat sedikit untuk ditelusuri. Namun hingga saat ini dia mengatakan personelnya akan terus bekerja mengungkap kasus tersebut dan sudah memeriksa 56 saksi.

“Terakhir ada ketemu saksi yang beberapa detik sebelum kejadian dia melihat ada dua orang menggunakan sepeda motor, badannya besar tinggi, itu sudah dibuat sketsanya,” papar Tito.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team