Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Sementara, berdasarkan data satgas penanganan COVID-19, jumlah masyarakat yang bersedia menerima vaksin semakin rendah. Untuk vaksin lengkap dosis kedua saja dalam 24 jam, hanya diterima 1.052 orang.
Maka, akumulasi jumlah penduduk Indonesia yang sudah divaksin dua dosis mencapai 174.855.105. Padahal, di awal peluncuran program vaksinasi, pemerintah menargetkan bisa memberikan vaksin COVID-19 ke 234.666.020. Masih kurang 59,8 juta warga lainnya yang belum menerima vaksin dosis kedua.
Angkanya semakin kecil ketika dibuka vaksinasi booster pertama dan kedua. Berdasarkan data, vaksin booster pertama dalam sehari hanya diterima 6.722 dosis. Maka, akumulasi yang telah menerima vaksin booster pertama mencapai 68.637.641.
Sedangkan, vaksinasi booster kedua hanya 3.245 dosis dalam waktu 24 jam. Maka, akumulasi penerima vaksin booster kedua baru mencapai 3.083.080.
Sebelumnya, dalam rapat bersama Komisi IX DPR, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin merencanakan vaksin dosis keempat nantinya akan diberikan secara berbayar bagi masyarakat mampu. Sedangkan, masyarakat yang kurang mampu akan di-cover melalui program Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Budi menyebut harga vaksin booster kedua direncanakan tidak lebih dari Rp100 ribu per dosisnya. Namun biaya tersebut belum termasuk ongkos dan biaya lain-lain.
"Per 24 Januari Kementerian Kesehatan mengeluarkan kebijakan pembaruan booster kedua bagi masyarakat umum di atas 18 tahun. Vaksinasi booster kami siapkan, setelah transisi selesai, vaksin ini harganya di bawah Rp100 ribu belum pakai ongkos," kata Budi pada Februari 2023 lalu.
Namun, belum diketahui kapan kebijakan tersebut efektif berlaku.