Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Staf khusus bidang komunikasi sosial dan publik, Deddy Corbuzier ketika berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia (DI). (IDN Times/Santi Dewi)

Jakarta, IDN Times - Staf khusus Menteri Pertahanan bidang komunikasi sosial dan publik, Deddy Corbuzier memulai kunjungan kerja pertamanya sebagai pejabat pada Rabu (26/2/2025). Ia diajak oleh Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan untuk meninjau tiga perusahaan BUMN yang bergerak di industri pertahanan; PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad dan PT LEN Industri. 

Ketika berkunjung ke PT DI, stafsus yang merupakan YouTuber itu diajak melihat salah satu pesawat yang sedang diproduksi yakni N-219 Nurtanio. Pesawat dengan dua mesin turboprop itu kini tengah dipesan oleh TNI Angkatan Darat (AD).

Deddy terlihat ikut menjajal ruang kokpit dan dijelaskan cara untuk mengoperasikan pesawat yang mampu mengangkut 19 penumpang tersebut. Selain itu, Deddy juga ditunjukkan proses pengerjaan pesawat NC212i atau N-126 yang merupakan pesanan dari TNI Angkatan Udara (AU). Pesawat angkut ringan itu mampu mengangkut dua unit mobil sekaligus. 

Deddy juga sempat menjajal simulasi pesawat sehingga seolah-olah tengah mengemudikan pesawat produksi PT DI yang sesungguhnya. Direktur PT DI, Gita Amperiawan mengatakan ketika mendengar mantan mentalist itu diangkat menjadi stafsus oleh Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, industri pertahanan seolah mendapat durian runtuh.

"Karena menurut kami, komunikasi ini sangat penting. Bukan hanya komunikasi kepada pemerintah sebagai stakeholder, tapi juga komunikasi kepada masyarakat. Kami (mengalami) krisis generasi muda untuk mencintai dan terjun di dunia dirgantara," ujar Gita di Bandung pada Rabu kemarin. 

"Mereka harus bangga punya industri pertahanan, industri pesawat," imbuhnya. 

Apa usulan Deddy supaya kaum muda merasa bangga terhadap industri pertahanan dalam negeri?

1. Deddy bakal ajak publik figur tur ke PT Dirgantara Indonesia

Staf khusus bidang komunikasi sosial dan publik, Deddy Corbuzier ketika berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia (DI). (IDN Times/Santi Dewi)

Sementara, IDN Times menanyakan kepada Deddy, apa usulannya sebagai stafsus Menhan supaya generasi muda mencintai industri pertahanan dalam negeri. Ia mengusulkan supaya dibuka tur bagi generasi millenial, gen Z dan publik figur, agar mereka bisa mengenal PT Dirgantara Indonesai (DI) dari dekat.

"Salah satu (usulannya), kami akan mengajak teman-teman dari millennial dan gen Z, atau mungkin publik figur untuk mengadakan tur ke sini. Supaya bisa dilihat apa sih yang kita punya. Mereka bisa berkreativitas dengan kemampuan sendiri. Tapi, harus dibuka kesempatan itu. Itu yang mungkin akan kita kerjakan bareng," ujar Deddy di Bandung. 

Ia mengatakan penetrasi untuk pengenalan PT DI ada di anak muda dengan usia millennial dan gen Z. Deddy pun mengaku bangga dengan Indonesia. 

"Tapi, kalau generasi mendatang kita lebih bangga dengan produk-produk luar dan tidak paham produk-produk Indonesia, tontonan masih tontonan luar, ya kita akan terus bergantung kepada produk-produk luar," tutur dia. 

2. Deddy Corbuzier akan maksimalkan aset di media sosial untuk kenalkan Inhan RI

Staf khusus bidang komunikasi sosial dan publik, Deddy Corbuzier ketika berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia (DI). (IDN Times/Santi Dewi)

Lebih lanjut, Deddy mengatakan memiliki lebih dari 40 channel di YouTube dengan beragam target pasar, termasuk remaja dan millennial. Bukan kali pertama juga, ia menggunakan aset di medsosnya dan membantu awareness terhadap program milik TNI dan Kementerian Pertahanan. Sayangnya, kata Deddy konten dengan narasi negatif lebih mendominasi isi media sosial. 

"Kami memang lagi ngomongin itu. Supaya usia-usia remaja dan Gen Z bisa melihat (keadaan inhan dalam negeri). Tapi, pertanyaannya adalah, begitu banyak berita dan konten negatif biasanya lebih dilihat," kata Deddy. 

"Kita harus mengedepankan kreativitas sehingga hal-hal seperti ini (industri pertahanan) mau dilihat juga," imbuhnya. 

Pernyataan Deddy itu untuk merespons curhat dari Direktur PT DI, Gita Amperiawan yang mendengar langsung komentar para pelajar yang baru-baru ini berkunjung ke PT DI. Para pelajar itu terkejut ketika mengetahui PT DI masih bertahan dan beroperasi. 

"Bayangkan, untuk (pelajar di sekitar) baru mengerti kalau PT DI masih hidup," kata Gita.

Persepsi itu tidak lepas dari pemberitaan pada 2007 lalu di mana PT DI pernah digugat pailit oleh karyawannya. Gugatan itu dikabulkan oleh hakim di pengadilan niaga. 

3. PT DI ingin menyasar pangsa pasar lebih komersial

Pesawat CN 235 buatan PT Dirgantara Indonesia, Bandung. (IDN Times/Santi Dewi)

Lebih lanjut, Gita mengatakan PT DI ingin masuk ke sektor yang lebih komersial dan tak lagi menyasar niche market. Salah satu langkahnya yakni PT DI ingin memproduksi pesawat untuk angkut barang atau orang di sektor komersial. 

Selama ini, PT DI menerima pesanan dari instansi militer. Padahal, persyaratan yang harus dipenuhi jauh lebih berat. 

"Kalau (memenuhi pesanan) militer itu lebih berat requirement-nya daripada komersial. Permasalahannya, sampai saat ini lebih dari 90 persen market PT DI adalah militer," kata Gita. 

Upaya itu membuahkan hasil pada 2019 lalu. Dua provinsi, termasuk Riau total sudah memesan 10 unit pesawat. 

"Ada pula penandatanganan lima kontrak dengan Kongo. Pesawat akan digunakan di sektor tambangnya," ujarnya. 

Bahkan, ke depan, kata Gita, PT DI akan fokus menyiapkan pesawat Nurtanio N-219 sebagai pesawat perintis. Sebab, rata-rata panjang landasan pacu bagi pesawat perintis kurang dari satu kilometer. 

"Pesawat kami bisa take off di (landasan) 600 sampai 800. Apalagi rata-rata (runway) bagi pesawat perintis itu bukan aspal. Itu unpaved," katanya. 

Editorial Team