Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dedie Rachim.jpeg
Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim saat syuting podcast Ngobrol Seru di kantor IDN Times, Selasa (12/8/2025). IDN Times/Rendy.

Intinya sih...

  • Mengacu pada sejarah untuk menjadi kota hijau pertama di Asia. Dedie optimistis sejarah panjang Bogor bisa menjadi modal untuk mengajukan diri sebagai kota hijau pertama di Asia.

  • Perluasan ruang terbuka hijau sebagai prioritas pembangunan. Dedie menegaskan rencana memperluas ruang terbuka hijau (RTH) di Bogor, saat ini baru 15 persen dari target nasional 20 persen.

  • Menginspirasi dari New York untuk membangun kesadaran warga. Dedie menyinggung pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga pohon dan ruang hijau, mencontohkan kota besar dunia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bogor, IDN Times – Pertemuan Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) tahun 2025 yang digelar di Kota Bogor menjadi momen penting bagi pemimpin daerah untuk membahas masa depan kota berbasis sejarah dan budaya. Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim menyampaikan sejumlah gagasan untuk menguatkan identitas Bogor sebagai kota pusaka yang hijau dan berkelanjutan.

Dedie mengingatkan bahwa Bogor bukan sekadar kota penyangga Jakarta, tapi punya sejarah panjang sejak era kolonial.

“Bogor itu dirancang sejak zaman kolonial. Dasarnya adalah Kebun Raya dan lembaga-lembaga penelitian. Awalnya untuk pusat pengembangan tanaman yang akan disebarkan ke berbagai wilayah,” kata Dedie dalam acara Ngobrol Seru by IDN Times, Kamis (14/8/2025).

Menurutnya, konsep ini menjadi identitas penting yang harus dipertahankan, terutama dalam pembangunan ruang terbuka hijau.

1. Mengacu pada sejarah untuk menjadi kota hijau pertama di Asia

Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim (kanan) berbincang dengan Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis (kiri) dalam acara media visit ke kantor IDN Times, Selasa (12/8/2025). IDN Times/Rendy.

Dedie optimistis sejarah panjang Bogor bisa menjadi modal untuk mengajukan diri sebagai kota hijau pertama di Asia.

“Kita bisa jadikan referensi sejarah ini sebagai penyemangat untuk mengajukan diri sebagai kota pertama di Asia yang punya konsep kota hijau berbasis budaya,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa hal itu membutuhkan dukungan semua pihak, bukan hanya pemerintah.

2. Perluasan ruang terbuka hijau sebagai prioritas pembangunan

Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim saat syuting podcast Ngobrol Seru di kantor IDN Times, Selasa (12/8/2025). IDN Times/Rendy.

Dalam forum JKPI yang juga dihadiri perwakilan Kementerian PUPR dan pengamat kota, Dedie menegaskan rencana memperluas ruang terbuka hijau (RTH) di Bogor.

“Tidak cukup hanya punya sejarah. Kita harus memperluas RTH, mengembangkan taman kota, dan menjadikannya representasi nyata dari kota hijau,” kata Dedie.

Saat ini, RTH publik di Kota Bogor baru sekitar 15 persen, masih di bawah target nasional 20 persen.

3. Menginspirasi dari New York untuk membangun kesadaran warga

Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim (kiri) berbincang dengan Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis (kanan) dalam acara media visit ke kantor IDN Times, Selasa (12/8/2025). IDN Times/Rendy.

Dedie juga menyinggung pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga pohon dan ruang hijau, mencontohkan kota besar dunia.

“Jangan sampai warga lupa. Di New York saja, mereka punya kesadaran tinggi merawat pohon. Bogor harus begitu, apalagi udaranya sudah menipis di beberapa titik,” katanya.

Menurutnya, membangun kebiasaan warga dalam menjaga lingkungan akan membuat program kota hijau berjalan berkelanjutan.

Editorial Team