Hendri Satrio (IDN Times/Irfan Fathurohman)
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin memperkirakan Jokowi tidak akan mengundang oposisi ke Istana Kepresidenan. Namun, untuk sekadar komunikasi hal itu masih memungkinkan, tambah Ujang.
"Kalau partai oposisi sepertinya tidak. Karena bukan bagian dari barisan pendukungnya dalam menjaga koalisi pemerintahannya. Tapi kalau berkomunikasi mungkin saja," ujar Ujang, saat dihubungi, Kamis (2/9/2021).
Menurut Ujang, Jokowi mengundang parpol koalisi dan non-parlemen untuk konsolidasi agar kinerja pemerintahan tidak terganggu, terlebih dalam menangani pandemik COVID-19.
Dia lalu memperkirakan, Jokowi tidak akan mengundang parpol oposisi seperti PKS dan Partai Demokrat ke istana. Sebab, sambungnya, akan memunculkan protes dari parpol koalisi.
"Karena kalau PKS dan Demokrat diundang juga, itu akan memantik protes dari partai-partai pendukung Jokowi," sambung dia.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mendukung bila Jokowi mengundang oposisi ke Istana. Hendri mengatakan, Jokowi akan menciptakan konsolidasi yang sangat baik bila mau mengundang oposisi ke istana.
Namun, bila hal itu terjadi, Hendri mengingatkan Jokowi agar tidak berbicara kekuasaan ke PKS dan Demokrat.
"(Dengan mengundang oposisi ke istana) masyarakat bisa melihat kekompakan para pemimpin-pemimpin kita. Nah yang harus disiapkan oleh Demokrat dan PKS adalah masukan-masukan kritis untuk presiden. Sementara Pak Presiden juga akan mempersiapkan program-program yang ingin didukung oleh PKS dan Demokrat pastinya," papar Hendri.
"Tapi jangan bicara kekuasaan, bicara tentang perbaikan negeri, bicara tentang pembangunan negeri," tambahnya.
Untuk diketahui, Jokowi mengundang para pimpinan parpol pemerintah ke Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (25/8/2021). Parpol koalisi yang hadir yakni PDIP, NasDem, Gerindra, Golkar, PKB, PPP, dan PAN.
Lalu kemarin, Jokowi mengundang parpol pendukung non-parlemen. Dalam pertemuan itu, hadir pimpinan dari PSI, PKPI, Hanura, Perindo, dan PBB.