[Ilustrasi] Seorang ibu berdiri di depan rumahnya yang terendam banjir di kawasan permukiman Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (5/10/2020). Banjir tersebut terjadi akibat meluapnya Kali Krukut. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Anies sebelumnya menilai hujan ekstrem sebagai penyebab beberapa wilayah di Jakarta tergenang air. Sedangkan, kapasitas sistem drainase yang saat ini ada di Jakarta berkisar 50-100 milimeter,. Anies menjelaskan apabila terjadi hujan di atas 100 milimeter, per hari, maka akan terjadi genangan.
Anies menyampaikan, dalam beberapa waktu belakangan, Jabodetabek mengalami kondisi hujan ekstrem dengan intensitas di atas 150 mm/hari.
“Sejak tadi malam Jakarta dan sekitarnya mengalami hujan yang cukup intensif di Pasar Minggu. Ini catatan dari BMKG, curah hujan sampai 226 milimeter, di Sunter Hulu 197 milimeter,, di Halim sampai 176 milimeter, Lebak Bulus 154 milimeter. Semua angka di atas 150 milimeter, adalah kondisi ekstrem,” kata dia.
Anies menjelaskan proses pengaliran air dari tempat-tempat yang tergenang untuk kembali ke sungai, sehingga target genangan surut dalam 6 jam dapat tercapai.
“Jadi alhamdulillah, kita seluruh jajaran bekerja responsif, mudah-mudahan kita ingin memastikan semua selamat. Dan targetnya adalah kita di tempat yang di situ terjadi genangan, maka bila tidak ada kendala khusus, seperti tanggul yang jebol dan lain lain, diharapkan dalam enam jam bisa surut," kata dia.