Jakarta, IDN Times - Sidang Tahunan MPR 2021 dimanfaatkan Ketua DPR Puan Maharani menyampaikan kritikannya terhadap pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Puan mengkritik kebijakan pemerintah soal penanganan pandemik COVID-19 yang belum maksimal.
Hal itu termasuk kebijakan pemerintah yang kerap berubah dan tidak disosialisasikan dengan baik. Alhasil, baik petugas di lapangan dan warga menjadi kebingungan serta menjadi korban.
"Pengawasan DPR RI masih akan fokus pada penanganan pandemik COVID-19 dan dampaknya. Dalam pelaksanaan fungsi pengawasan, DPR RI melalui Alat Kelengkapan Dewan akan melakukan rapat-rapat bersama dengan mitra kerja maupun panitia kerja dalam kerangka menjalankan prinsip checks and balances terhadap pemerintahan," ujar Puan ketika menyampaikan pidatonya pada Senin pagi (16/8/2021).
Bahkan, Puan turut menyentil strategi pemerintah dalam menyiasati Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Di saat APBN menurun dan dana yang dibelanjakan malah meningkat sebagai dampak pandemik COVID-19, Puan mendorong agar pemerintah melakukan strategi untuk mengoptimalkan pendapatan negara. Di sisi lain, saat berbelanja, pemerintah disentil untuk lebih rasional menggunakan dana.
Tetapi, dalam kacamata pengamat politik, sentilan Puan kepada kebijakan pemerintah semata-mata bukan hanya bertujuan untuk mengawasi. Namun, ada dugaan, Puan ingin menaikan elektabilitasnya agar bisa maju di Pilpres 2024.
Analis politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai sikap Puan yang akhir-akhir ini mulai mengkritik pemerintahan Jokowi, tak terlepas dari kepentingan elektabilitas dan parpolnya, PDIP.
"PDIP Perjuangan kan tetap perlu menjaga konstituen, karena memang ada kebijakan-kebijakan pemerintah yang kurang diterima dengan baik oleh masyarakat," ujar Hendri ketika dihubungi pada Senin (16/8/2021).
Apalagi, saat ini semakin kasat mata, Jokowi terlihat lebih dekat ke Golkar dibandingkan ke PDIP dalam penanganan pandemik COVID-19. Jokowi memasang dua orang yang ia percaya untuk menangani pandemik.
"Pertama, Airlangga Hartarto, dia Menko dan ketum Golkar (jadi komandan PPKM luar Jawa-Bali). Satu lagi, Pak Luhut (komandan PPKM Jawa-Bali) yang juga dari Golkar," katanya lagi.
Lalu, apa komentar Presiden Jokowi usai mendengar sentilan langsung dari Puan?