Presiden Jokowi di acara Kongres Ekonomi Umat II MUI Tahun 2021 pada Jumat (10/12/2021). (youtube.com/Official TVMUI)
Berikutnya, Jokowi mendapatkan kritik langsung dari Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. Kritikan itu langsung disampaikan Anwar dalam acara Kongres Ekonomi Umat II MUI Tahun 2021.
Di hadapan Jokowi langsung, Anwar mengkritik tentang kesenjangan lahan yang maih terjadi di Indonesia. Dia menyoroti indeks rasio pertanahan Indonesia hanya mencapai 0,59 persen.
Usai Anwar memberikan sambutan, saat itu giliran Jokowi yang beri sambutan. Menariknya adalah Jokowi tidak memakai teks sambutan yang sudah disiapkan usai mendengar kritikan dari Anwar Abbas.
"Tadi saya disiapkan bahan seperti ini banyaknya. Tapi setelah saya mendengar tadi Doktor Buya Anwar Abbas menyampaikan itu, saya gak jadi juga pegang ini. Saya akan jawab apa yang sudah disampaikan oleh Doktor Buya Anwar Abbas, akan lebih baik menurut saya di dalam forum yang sangat baik ini," ujar Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan di kanal YouTube Offisial TV MUI, Jumat (10/12/2021).
Terkait penggunaan lahan yang tidak seharusnya, Jokowi berdalih itu bukan kebijakan yang diterbitkan di masa pemerintahannya. Dia kemudian menjelaskan apa yang telah dikerjakan terkait penggunaan lahan untuk masyarakat.
"Kita sekarang ini dalam proses mendistribusi reforma agraria, yang target kita sudah mencapai 4,3 juta hektare dari target 12 juta yang ingin kita bagi, dan saat ini kita sudah memiliki bank tanah, akan kita lihat HGU dan HGB yang ditelantarkan, semuanya mungkin Insya Allah bulan ini sudah saya mulai atau mungkin bulan depan akan saya mulai, untuk saya cabut satu-persatu yang ditelantarkan," katanya.
Dalam sambutannya, Jokowi mempersilakan siapa saja yang membutuhkan lahan luas untuk menyampaikan kepadanya. Namun, kata dia, perlu ada visibilitas dan kalkulasi yang jelas lahan tersebut akan digunakan untuk apa.
"Kalau Bapak-Ibu sekalian ada yang memerlukan lahan dengan jumlah yang sangat besar, silakan sampaikan pada saya, akan saya carikan, akan saya siapkan. Berapa? 10 ribu hektare, bukan meter persegi, 50 ribu hektare?," ucapnya.
Meski demikian, keputusan akhir lokasi lahan berada di tangan Jokowi, pemohon hanya bisa mengajukan luas lahannya saja.
"Tapi jangan menunjuk 'Pak, saya yang di Kalimantan saja'. saya yang memutuskan. Oh 'Bapak butuh 10 ribu, saya berikan ada ini di Sumatra, Oh 50 ribu, saya ada ini di Kalimantan', dengan sebuah visibility yang itu itung ngutang dan kalkulasinya yang jelas," katanya.