Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Desa Mernek merupakan bagian dari program Desa Energi Berdikari (DEB) yang digagas Pertamina bersama masyarakat. Saat ini terdapat 172 DEB yang tersebar di Indonesia. (Dok. Pertamina)

Jakarta, IDN Times — Kondisi cuaca dan banjir masih menjadi tantangan bagi ketahanan pangan di Indonesia. Sepanjang 2023 saja, 50.469 hektar sawah di 20 provinsi gagal panen akibat banjir. BNPB sendiri mencatat terjadi 331 bencana banjir atau 44 persen dari total kejadian bencana pada 2023.

Desa Mernek, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap tak luput dari tantangan gagal panen karena cuaca. Padahal, kawasan ini merupakan salah satu lumbung padi tumpuan swasembada pangan, khususnya di Kabupaten Cilacap. Meliputi luas lahan sawah 293,4 hektar (Ha).

"Bersama mitra, kami mulai memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produksi pangan. Dengan konsep pertanian organik berbasis pemanfaatan inovasi teknologi tepat guna dan energi baru terbarukan atau EBT," ujar Kepala Desa Mernek, Bustanul Arifin.

1. Inovasi Pertamina

ilustrasi inovasi (pexels.com/singkham)

Untuk mengatasi masalah musim penghujan yang tidak menentu, kelompok tani Desa Mernek bersinergi dengan Pertamina, menerapkan sistem pengering padi Rotary Dryer (Pinky Rudal). Inovasi dari Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Maos itu mengeringkan gabah dengan alat berbahan bakar gas dan listrik dari panel surya sehingga petani tak lagi bergantung pada sinar matahari.

“Saat ini lebih dari 2.154 petani desa melalui Bumdes dan kelompok tani, telah terlibat aktif mengelola dan mengoperasikan alat pengering padi Rotary Dryer. Petani menerapkan iuran untuk bahan bakar Bright Gas dan biaya perawatan," jelas Bustanul.

2. Berdayakan ibu-ibu produktif

Editorial Team

Tonton lebih seru di