Menteri Sosial, Gus Ipul berdialog dengan siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 57 dan SRT 58 di SRT 58 Samarinda (dok. Kemensos)
Gus Ipul pun menitipkan pengawasan proses penyelenggaraan Sekolah Rakyat pada Pemerintah Daerah (Pemda). Ia menegaskan tidak boleh ada penyimpangan dalam penyelenggaraannya.
"Karena ini perlu kebersamaan, dan tidak boleh ada hal-hal yang menyimpang. Katakanlah mulai dari proses rekrutmen, itu yang pertama-tama yang bisa sekolah di sini adalah keluarga yang tidak mampu. Tidak boleh ada titipan, tidak boleh ada kongkalikong, tidak boleh ada bayar-membayar. Tapi mereka yang memang benar-benar berhak di sekolah rakyat," katanya.
Ia memahami dinamika di awal masa pengenalan lingkungan sekolah pasti akan ditemukan. Misalnya, anak-anak belum terbiasa, belum betah atau homesick, dan adaptasi lainnya.
"Tapi nanti masuk hari kedua, ketiga, insyaallah kondisinya akan lebih baik. Kalau belajar dari pengalaman sekolah-sekolah rakyat yang sudah jalan, alhamdulillah. Jadi kita lihat mereka juga lebih disiplin, lebih tertib, juga lebih mau mengikuti proses lebih nyaman," katanya.
Ia meminta para guru khususnya jenjang SD agar memiliki empati lebih kepada para siswa. "Kemudian yang kedua, penuh kesabaran, kasih sayang. Itu yang diperlukan ya," katanya.
Gus Ipul mengatakan gedung Sekolah Rakyat permanen akan dibangun tahun ini. Sehingga, sekolah permanen tersebut bisa digunakan tahun depan. "Nanti insya Allah setiap gedung permanen Sekolah Rakyat menampung lebih dari 1.000 siswa dengan jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA," kata Gus Ipul.
Ia menjelaskan sekolah permanen akan dilengkapi ruang kelas, ruang ibadah, asrama siswa dan guru, aula, laboratorium, perpustakaan, tempat olahraga, dan tempat ekstrakurikuler.
"Yang menyediakan lahannya adalah bupati atau wali kota dan juga gubernur. Yang bangun nanti sesuai programnya Bapak Presiden lewat APBN," katanya.
Gus Ipul memastikan para siswa Sekolah Rakyat akan belajar dengan fasilitas unggulan dan lingkungan yang berkualitas. Luas lahan sekolah permanen mencapai 7-8 hektare.
"Mari kita berdoa dan berharap supaya program Bapak Presiden berjalan lancar, sehingga di sana nanti Sekolah Terintegrasi ini akan sudah memulai proses belajar-belajar di gedung baru," ujarnya.