Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
facebook.com/eggy.yunaedi
facebook.com/eggy.yunaedi

Hari Kamis, 30 Juni 2016, Dian Sastrowardoyo nampak mengunjungi Tenda Perjuangan Kartini Kendeng, di Rembang, Jawa Tengah. Tenda tersebut adalah bentuk aksi protes terhadap penolakan pembangunan pabrik semen PT Semen Indonesia. Pembangunan tenda ini didirikan di dekat pintu masuk pabrik di kawasan pegunungan Kendeng Utara.

Dilansir Tempo.co, kunjungan Dian selama dua jam ini disambut dengan antusias oleh penduduk dan seisi tenda. Di sana Dian juga berdiskusi dan mendengarkan cerita perjuangan ibu-ibu petani Kendeng.

Default Image IDN

Tak terasa saat mendengarkan cerita kronologis perjuangan ibu-ibu dari awal hingga akhir, Dian tak kuasa meneteskan air matanya. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Petani Kendeng (JMPPK) Gunretno.

Gun menuturkan kunjungan tersebut dilakukan atas inisiatif Dian sendiri. Dia meluangkan waktu ke Tenda Perjuangan, setelah sebelumnya berziarah ke makam Raden Ajeng Kartini yang jaraknya tak terlalu jauh dari tempat tersebut.

Default Image IDN

Kunjungan ini juga erat kaitannya dengan film terbaru Dian yang berjudul Kartini, besutan sutradara Hanung Bramantyo. Gun juga mengatakan bahwa selama kunjungannya tersebut, Dian banyak bertanya dan berinteraksi langsung dengan ibu-ibu petani Kendeng. Kartini sendiri adalah simbol dari perjuangan para ibu-ibu.

Default Image IDN

Para Ibu-ibu ini pun juga senang dengan kedatangannya. Menurut Gun, aksi Dian merupakan bentuk dukungan yang positif. Dia berani pasang badan dan menyuarakan aspirasinya bersama ibu-ibu Kendeng. Sebelumnya, Dian dikabarkan tidak peduli dengan perjuangan ibu-ibu petani Kendeng.

Perjuangan Kartini Kendeng yang tiada habisnya.

Default Image IDN

Sebelumnya, sembilan perempuan petani Kendeng ziarah ke makam R.A Kartini di Rembang, Jawa Tengah. Mereka memanjatkan doa dan memohon kekuatan berjuang menjaga bumi dari pertambangan semen.

Default Image IDN

Sukinah, yang mewakili perempuan Kendeng mengatakan permohonan doa ini dipanjatkan untuk keberhasilan perjuangan mereka. Sukinah menyampaikan pembangunan pabrik semen Rembang dan Pati khawatir mengancam keberlanjutan Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih. Sebuah kawasan lindung geologi dan resapan air terbesar memasok mata air sekitar.

Default Image IDN

Selain itu, ibu-ibu ini juga sudah tiga kali berpuasa. Ibu-ibu di tenda perjuangan ini berjuang tanpa mengenal lelah. Semua semata-mata memperjuangkan sumber air dari karst Kendeng. Volume air mata air-mata air di pegunungan karst sehari sekitar 51.840.000 liter. Artinya, jumlah air tersebut sekitar 10 persen digunakan untuk kebutuhan masyarakat, sisanya ke lahan pertanian, termasuk pasokan PDAM Rembang.

Editorial Team

EditorRizal