Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri berbincang dengan Ganjar Pranowo di Rakernas V PDIP, Ancol, Jakarta Utara (dok. PDIP)
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri berbincang dengan Ganjar Pranowo di Rakernas V PDIP, Ancol, Jakarta Utara (dok. PDIP)

Jakarta, IDN Times - Mantan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo mengaku sempat bertanya langsung kepada Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, soal alasan mengapa menteri dari PDIP di kabinet Presiden Joko "Jokowi" Widodo tak mundur.

Pertanyaan itu disampaikan Ganjar melihat situasi politik yang terjadi di mana PDIP dan Jokowi tidak sejalan.

1. Bentuk komitmen PDIP

Capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo saat wawancara khusus dengan Pemred IDN Times, Uni Lubis (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Ganjar menjelaskan, PDIP tak menarik kadernya di kabinet karena ingin menyelesaikan komitmen yang sejak awal dibangun. Mereka akan mengawal pemerintahan Jokowi hingga akhir masa jabatan.

"Saya pernah tanya terus terang sama ibu, ibu kenapa dengan situasi seperti ini kabinet tidak ditarik? (Jawab Megawati) kan komitmen saya sampai akhir jabatan Njar," katanya dalam wawancara khusus program Real Talk With Uni Lubis by IDN Times di Jakarta, Senin (27/5/2024).

2. Ganjar tanggapi soal momen Puan menangis minta maaf kadernya melanggar konstitusi

Ganjar Pranowo di Rakernas V PDIP (dok. PDIP)

Lebih lanjut, Ganjar menjelaskan alasan mengapa PDIP melayangkan sindiran soal ada kadernya yang melanggar konstitusi, namun tidak secara spesifik menyebut siapa kader yang dimaksud.

Saat ditanya apakah satiran itu merujuk pada Jokowi dan Gibran, Ganjar hanya menyebut tak tertutup kemungkinan.

"Mungkin, ketika tidak ada statement, maka akan terjadi spekulasi," bebernya.

"Mungkin ekspektasi publik ingin mention, tidak lagi transparan, telanjang. Saya paham ekspektasi itu, tapi ibu punya etika, ada moralnya," sambung Ganjar.

3. Momen Puan mewek singgung kader PDIP melanggar konstitusi

Ketua DPR RI, Puan Maharani. (IDN Times/Ayu Afria)

Sebelumnya, tangis Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, pecah saat membacakan rekomendasi eksternal hasil Rakernas V yang diselenggarakan di Ancol, Jakarta Utara, Minggu pada 26 Mei 2024.

Tangis Puan mulai pecah saat menyampaikan terima kasih kepada kader, simpatisan dan sukarelawan PDIP yang sudah mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024.

"Mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo dan Prof Mahfud MD," ujar Puan.

Puan juga menangis saat menyampaikan terima kasih, karena PDIP kembali dipercaya sebagai partai pemenang Pileg 2024.

"PDI Perjuangan dipercaya rakyat memenangkan pemilu legislatif tiga kali berturut-turut. Kepercayaan rakyat harus diwujudkan untuk memperbaiki tiga pilar partai," kata dia.

Sambil menarik napas dalam, Puan juga meminta maaf karena ada kader partainya yang tidak menjunjung etika politik.

"Sehubungan dengan adanya perilaku kader partai yang tidak menjunjung tinggi etika politik, tidak berdisiplin, dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ideologi partai, serta melakukan pelanggaran konstitusi dan demokrasi, Rakernas V partai menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia," ujar Puan.

Editorial Team