Jakarta, IDN Times - Momen pertemuan dengan maestro lagu campursari, Dionisius Prasetyo alias Didi Kempot di Semarang, Jawa Tengah tidak akan pernah dilupakan oleh eks Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang. Pertemuan langka itu terjadi pada 2016 lalu ketika Saut tengah mengampanyekan nilai-nilai antikorupsi.
Komisi antirasuah memiliki cara yang tak biasa ketika itu. Mereka menggandeng PT KAI dan menggelar konser musik di stasiun.
Didi Kempot didaulat menghibur di kota terakhir yakni di Semarang, tepatnya Stasiun Tawang. Sebelumnya, program bernama 'Ngamen Antikorupsi' sudah digelar di Stasium Gambir, Jakarta Kota, Bandung, Tugu (Yogyakarta) dan Gubeng.
Saut menceritakan ada alasan khusus mengapa KPK memilih lokasi stasiun untuk ngamen. Mantan petinggi di Badan Intelijen Negara (BIN) itu menilai ada filosofi khusus di dalam gerbong kereta api. Di sana, kata Saut, ada penumpang yang datang dari berbagai latar belakang.
"Mereka mengangkut orang berbagai macam, ada profesor, ada orang yang baru putus dari pacarnya, ada orang yang mau jenguk ibunya. Tetapi, mereka semua berangkat dan tiba di tempat tujuan yang sama dengan kereta api," tutur Saut kepada IDN Times melalui pesan pendek pada Selasa sore (5/5).
Saut pun mengaku kagum ketika memiliki kesempatan untuk berbincang dengan musisi yang dijuluki The Godfather of Broken Heart itu.
"Dia orangnya sederhana banget. Di depan dan di belakang panggung, orangnya humble (rendah hati)," kata dia lagi.
Lalu, apa nilai antikorupsi yang bisa diwariskan dari Didi bagi generasi muda?