Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Jokowi tinjau akses menuju lokasi KTT G20 di Bali pada Kamis (2/12/2021). (dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengakui pemerintah  kerap mengubah aturan dalam penanganan COVID-19. Namun perubahan itu bukan tanpa alasan. Sebab virus COVID-19 mengalami mutasi, sehingga pemerintah harus mengubah strategi mengikuti varian yang berkembang.

“Banyak yang bertanya ini kok pemerintah ini kayak bingung, berubah-ubah. Lha wong penyakitnya, virusnya, juga berubah-ubah kok. Bermutasi, berubah-ubah. Kalau strategi kita tetap, ya ditinggal sama virusnya kita,” tutur Jokowi dalam arahannya pada Kepala Satuan Wilayah Tahun 2021, yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (3/12/2021).

“Kenapa kita mengubah strategi lapangan karena virusnya ini bermutasi, berubah-ubah. Pakai cara ini tidak bisa, pakai cara ini tidak bisa. Selalu berubah,” lanjutnya.

Ada beberapa kebijakan yang diterapkan Jokowi dalam menangani COVID-19, mulai dari pemberlakuan  Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

1. Jokowi minta testing dan tracing diperkuat

Petugas kesehatan mengambil sampel tes usap PCR pelajar di SD Negeri Kestalan 5, Solo, Jawa Tengah, Selasa (23/11/2021). (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Untuk mencegah adanya lonjakan kasus lagi, mantan gubernur DKI Jakarta ini meminta agar testing dan tracing terus ditingkatkan. Ia mengingatkan apabila ada masyarakat yang terbukti positif, maka harus langsung di karantina.

“Hati-hati 17 kabupaten/kota di 8 provinsi yang mengalami naik selama 2-3 minggu terakhir ini. Naik sedikit saja segera antisipasi. Walaupun masih hitungan puluhan per minggu tapi tetap harus segera diantisipasi,” ucap Jokowi.

2. Jokowi minta jajaran TNI-Polri genjot vaksinasi lagi

Editorial Team

Tonton lebih seru di