Jakarta, IDN Times - Di tengah transisi pemerintahan Arab Saudi, isu peralihan Ibu Kota Israel dari Tel Aviv ke Yerussalem patut mendapat perhatian khusus. Pasalnya, di satu sisi, Saudi ingin jadi pemimpin kawasan Timur Tengah. Di sisi lain, Saudi hanya bisa mencapainya jika didukung Israel dan Amerika Serikat (AS)
Ironisnya, dua negara itu bisa dibilang ‘musuh bersama’ di kawasan tersebut.
“Hingga titik ini, Saudi sangat membutuhkan AS untuk mengamankan posisinya sebagai leader di Timur Tengah. Trump juga membutuhkan Saudi untuk merespon isu di Timur Tengah, seperti ketika Saudi merespon isu Qatar, penyerangan terhadap Bashar Al Assad, dan segala macam. Di sisi lain, Saudi bisa kehilangan kepercayaan di kawasan kalau terlalu mendukung AS,” terang Penelliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Nostalgiawan Wahyudi saat dihubungi IDN Times, Kamis (7/12).