Jakarta, IDN Times - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Ferdiyus, menjelaskan sejumlah penyakit rentan mendominasi laporan kesehatan warga terdampak bencana banjir bandang, meski hingga kini belum ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Menurut Ferdiyus, kasus campak menjadi perhatian khusus karena berpotensi menular cepat di barak pengungsian. Dia menegaskan, pemerintah telah menyiapkan langkah mitigasi dengan melokalisasi pasien suspek campak. Tercatat, ada sembilan kasus untuk campak di pengusian dari sembilan kabupaten/kota Aceh.
"Agar kalau sudah didiagnosa mendapatkan ada suspek campak itu dimohon untuk bisa dipindahkan. Atau, paling tidak ada di tempat pengusian yang lebih kecil lagi untuk bisa dilokalisasi, sehingga mereka bisa dengan cepat ditangani dan dijaga ketat petugas kesehatan," kata dia dalam konferensi pes, Jumat (19/12/2025).
Koordinasi lintas daerah terus dilakukan agar penanganan berjalan cepat demi mencegah KLB, termasuk karena campak.
"Mudah-mudahan dengan sesama kita bekerja, jangan sampai terjadi KLB ya terutama sekali tentang campak," kata Ferdiyus.
Dinas Kesehatan Aceh memastikan posko kesehatan tetap beroperasi, termasuk menjelang pergantian tahun anggaran, dengan penguatan layanan di kabupaten dan kota terdekat dari lokasi pengungsian.
Dia menjelaskan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di pengungsian hampir menyentuh angka 10 ribu. Pengungsi yang menderita diaere dilaporkan kurang lebih 1.376 orang, sedangkan flu 1.336 kasus.
