(Penyidik senior KPK Novel Baswedan) ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Dewi Tanjung sebelumnya, mempolisikan Novel dengan dugaan telah membohongi publik soal penyiraman air keras pada 11 April 2017 lalu. Dewi mendatangi Polda Metro Jaya pada Rabu siang (6/11). Kepada media, Dewi mengaku ada kejanggalan dari rekaman video CCTV yang menunjukkan luka di wajah mantan perwira kepolisian itu usai disiram air keras.
"Dari kepala yang semula diperban, lalu tiba-tiba mata yang buta, gitu kan?" kata perempuan yang sempat ikut nyaleg dari daerah Jawa Barat itu.
Sebagai bagian dari publik, Dewi merasa berhak mengetahui apakah teror air keras itu benar-benar terjadi atau rekayasa belaka. Apalagi proses pengobatan Novel di Singapura, kata dia, sempat menggunakan uang negara.
Dewi mengatakan salah satu kejanggalan dari peristiwa penyiraman air keras yang menimpa Novel yakni fisik wajahnya tetap mulus. Padahal, menurut dia, air keras atau asam sulfat sangat berbahaya bagi kulit. Apalagi kalau cairan itu mengenai indera penglihatan.
"Pertama, dia bilang sudah disiram air keras tapi kulitnya (tetap) mulus dan bagus. Sedangkan, kelopak mata ini kan sensitif. Kami perempuan saja kalau pakai ekstension bulu mata, itu bisa rontok bulu matanya dan lama tumbuhnya (kalau terkena air keras)," tutur dia kepada media.
Dewi melanjutkan, apabila kulit terkena air panas saja bisa melepuh. Sementara, yang menimpa Novel usai disiram air keras baginya tidak masuk akal. "Makanya, saya mau cari fakta kebenaran, supaya polisi menelusuri laporan itu," kata dia lagi.