Jakarta, IDN Times - Tidak ada yang berubah dari posisi komandan di Kementerian Luar Negeri. Nahkodanya masih dipegang oleh Retno Lestari Priansari Marsudi. Bedanya, posisi Wakil Menlu tak lagi dijabat oleh AM Fachir. Kursi itu diisi oleh Mahendra Siregar yang sempat menjabat sebagai Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat.
Pada Selasa (29/10), merupakan kali pertama Retno menyampaikan mengenai kebijakan luar negeri Indonesia hingga lima tahun ke depan. Namun, ia berpidato selama sekitar 30 menit tanpa didampingi Mahendra.
"Mohon maaf, Pak Wamenlu tidak dapat hadir karena harus kembali ke Washington DC untuk mengurus beberapa tugas di sana," kata mantan Dubes Indonesia untuk Kerajaan Belanda itu pada siang tadi.
Di dalam pidatonya, Retno menyampaikan selama lima tahun ke depan, ia tidak akan banyak membuat program baru. Melainkan ia melanjutkan program di periode pertama kepemimpinannya dan memperkuat kebijakan yang pernah ia keluarkan. Hal itu sejalan dengan pernyataan Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang tidak membolehkan menteri memiliki visi dan misi sendiri.
"Dalam rapat kabinet paripurna tanggal 24 Oktober 2019 lalu, Presiden menyampaikan bahwa hanya ada satu visi dan misi yaitu visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden. Para menteri diharapkan menjalankan visi dan misi sesuai dengan tupoksi masing-masing," tutur dia lagi.
Salah satu kebijakan yang hendak diperkuat yakni diplomasi ekonomi. Lalu, apa program diplomasi ekonomi yang disiapkan oleh tim Kemenlu?