Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Plt Ketua Umum PPP, Mardiono ketika menghadiri silaturahmi akbar PPP di Yogyakarta pada Minggu, 8 Januari 2023. (www.instagram.com/@muhammad.mardiono)

Jakarta, IDN Times - Survei Litbang Kompas yang dirilis pada Senin (22/5/2023) menunjukkan ada tiga partai politik yang gagal memenuhi ambang batas parlemen atau parliament treshold pada Pileg 2024. Ketiga parpol tersebut yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Berdasarkan data dari Litbang Kompas, elektabilitas ketiga parpol itu berada di bawah 4 persen. Di dalam survei yang digelar pada 29 April 2023-10 Mei 2023, elektabilitas PPP ada di angka 2,9 persen. Angka ini sudah naik 0,4 persen dari 2,3 persen pada Januari 2023 lalu. 

Survei Litbang Kompas itu melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi. Metode itu digunakan pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian sekitar 2,83 persen. Kondisi penarikan sampel acak sederhana. 

Juru bicara PPP, Usman M. Tokan, mempersilakan berbagai lembaga atau instansi menilai PPP seperti apa. Namun, pihaknya mengetahui dengan pasti lembaga survei mana yang pada setiap pemilu selalu mencoba mengerdilkan PPP. 

"Tapi, nanti kami akan membuktikan bahwa survei itu tidak berdampak apa-apa buat PPP. Kami sudah membuktikan dari pemilu ke pemilu. Dengan kerja keras dan kerja cerdas adalah upaya yang terus kami lakukan," ungkap pria yang akrab disapa Donnie itu kepada IDN Times melalui pesan pendek pada Selasa (23/5/2023). 

Bahkan, menurut Donnie, justru kaum muda yang berasal dari kelompok millennial dan gen Z berlomba-lomba untuk masuk PPP. Apa langkah PPP untuk bisa meraup suara dari kalangan pemilih muda?

1. Kaum muda diklaim lebih memilih PPP untuk terjun ke politik praktis

Hasil survei Litbang Kompas periode Mei 2023 mengenai elektabilitas parpol. (Tangkapan layar survei Litbang Kompas)

Lebih lanjut, kata Donnie, PPP tidak berkecil hati meski kerap diprediksi tak bakal lolos pileg 2024. Selain memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, PPP terus berupaya menggaet suara dari pemilih muda.

"Kami berkeyakinan PPP sebagai partai agama masih mendapatkan perhatian besar dari masyarakat Muslim Indonesia. Hari ini adik-adik dari kaum millennial dan gen Z berlomba-lomba untuk belajar dan berkarya serta mendarma baktikan dirinya di PPP melalui badan otonom seperti GMPI (Generasi Muda Pembangunan Indonesia), GPK (Gerakan Pemuda Ka'bah), AMK (Angkatan Muda Ka'bah), LIGANA (Lembaga Lingkungan dan Siaga Bencana) dan WPP (Wanita Persatuan Pembangunan)," kata Donnie. 

Ia menambahkan bahwa Plt Ketum PPP, Mardiono menaruh perhatian yang besar terhadap generasi penerus perjuangan bangsa. PPP, kata Donnie, akan mendidik dan membina agar kelak meneruskan kepemimpinan partai yang diwariskan oleh ulama ini. 

"Kami juga akan menunjukkan kepada dunia bahwa umat Islam yang menjadi kelompok terbesar di dunia akan tetap eksis dan menjadi bagian dari pembangunan dari negeri yang kita cintai ini," ujarnya lagi. 

2. PPP sudah bolak-balik mematahkan prediksi hasil survei dengan membuktikan tetap lolos ke Senayan

Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani ketika diwawancarai secara khusus oleh IDN Times, 8 November 2022. (IDN Times/Gilang Pandu)

Sementara, dalam wawancara khusus bersama IDN Times pada akhir tahun 2022 lalu, Wakil Ketua Umum PPP, Arsul Sani, mengaku sudah kebal membaca hasil survei yang memprediksi partai berlambang ka'bah itu akan terlempar dari Senayan. Bahkan, berulang kali pula PPP mematahkan prediksi para lembaga survei. 

"PPP sejak yang namanya survei itu menjamur, terutama sejak Pemilu 2004, itu selalu rendah (hasil) surveinya. Surveinya itu bahkan boleh dibilang gak pernah lebih dari 3. Selalu, ada di angka rata-rata itu antara 1,7-2,5. Range survei PPP sejak 2004 seperti itu," ungkap Arsul di kantor DPP PPP pada akhir tahun lalu. 

"Tapi, kami capaiannya selalu dua sampai tiga kali lipat dari hasil survei itu. Maka, di antara kami, suka ada candaan. ‘Sudah lah, kita tidak usah mengimani hasil survei itu. Kita lihat, oke lah.’ Karena apa yang menjadi faktualnya, sudah berapa kali pemilu nih, 2004, 2009, 2014, 2019, bahkan tidak ada yang memperkirakan bahwa PPP masih bertahan di parlemen," tutur dia lagi. 

Arsul menyebut bahwa PPP tidak pernah panik melihat survei dengan hasil seperti itu. Sebab, PPP, kata Arsul, memiliki alat monitor yang lain. 

"Alat monitor itu adalah aktivitas kongkret dari struktur partai di tingkat wilayah, kabupaten/kota, kecamatan atau anak cabang atau ranting. Itu bergerak atau tidak," katanya lagi. 

3. PPP serius untuk bisa meraup suara dari pemilih muda

Menteri BUMN, Erick Thohir dan Waketum PPP, Arsul Sani saat hadiri acara PPP pada Senin, 31 Oktober 2022. (www.instagram.com/@arsul_sani_af)

Lebih lanjut, Arsul mengatakan bahwa PPP serius untuk bisa membidik suara dari pemilih muda. Salah satunya, PPP ikut masuk ke dalam aktivitas generasi millennial termasuk gen Z.

"Namun karena gen Z spektrumnya luas, kalau ini Partai Islam, kami harus lebih serius. Bukan berarti mengabaikan gen Z yang bukan dari golongan santri ya, lebih serius ke gen Z santri karena itu lebih mudah untuk menyambungkan sisi psikologis mereka, genealogis mereka juga lebih nyata sambungannya," kata pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua MPR itu. 

Di sisi lain, kata Arsul, PPP juga menggarap kelompok muda di luar dari golongan santri. Sebagai contoh, ia kadang-kadang ikut mendukung atau menyemangati komunitas musik anak jalanan. 

"Itu kan gak ada urusannya dengan kelompok yang santri. Tetapi, tetap harus kita sapa mereka dan itu harus terus kami lakukan," ujarnya.

"Yang lain misalnya, saudara-saudara kita yang ditakdirkan difabel juga harus kita sapa. Karena itu terlepas dari ada tujuan-tujuan politis untuk mendapatkan suara, tetapi di luar dari itu, itu kan memang menjadi kewajiban sosial untuk memperhatikan anak-anak bangsa kita dengan berbagai latar belakang," kata dia lagi. 

Selain itu, Arsul juga mengaku sering berdialog dengan perwakilan muda di badan musyawarah antar gereja. Bahkan, ia diundang untuk bicara tentang politik Islam. 

"Tapi, memang fokus kami, ya kami ingin menggarap lah karena saya lihat partai-partai yang lain fokus kepada gen Z yang ada di perkotaan," tutur dia. 

Editorial Team