ilustrasi sumber daya alam lokal (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)
Zenzi mengungkapkan bahwa selama 43 tahun keberadaannya di Indonesia, Walhi telah bekerja tidak hanya berbicara tentang masalah lingkungan, tetapi juga telah memberikan peringatan mengenai hampir semua bencana dan kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia.
Namun, karena pandangan dan peringatan dari Walhi tidak diindahkan, bencana-bencana tersebut terjadi. Walhi kemudian berdiskusi dengan Ganjar tentang solusi bagi Indonesia, mengingat masalah lingkungan dan sosial sering muncul karena negara lebih fokus pada pertumbuhan ekonomi.
“Nah tadi kita membicarakan bagaimana ekonomi bisa tumbuh, lingkungan bisa pulih dan kesejahteraan itu terdistribusikan. Kita bicara tentang ekonomi Nusantara, tentang 33 jenis rempah dan kopi serta kelapa yang dihasilkan di Indonesia yang 5 dekade ini tidak diurus sehingga ekonominya dikuasai oleh negara-negara tetangga, Singapura, Vietnam, Thailand, China, India dan Bangladesh,” ujarnya.
Walhi menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi rakyat dengan mengutamakan keahlian petani dan nelayan dalam pengolahan sumber daya alam, sementara negara bertugas membangun pasar dan industri pengolahan di tingkat lokal untuk memastikan rakyat dapat menikmati hasil kekayaan alamnya.
“Negara bertugas bagaimana membangun pasarnya, membangun hilirisasinya di kampung-kampung supaya kita sebagai negara yang kaya dengan sumber daya alam, rakyat menikmati kesejahteraannya,” tambahnya.