Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, membantah adanya teguran dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo kepada dirinya, usai menyampaikan aspirasi pengusaha yang ingin agar pemilu 2024 ditunda hingga 2027.
Diketahui, berdasarkan diskusi Bahlil dengan sejumlah pengusaha, bila ada ruang peralihan kepemimpinan, mereka menginginkan agar pemilu dimundurkan karena bagaimana pun pemilu akan berdampak pada sektor ekonomi yang kini masih terpuruk akibat pandemik.
Singkatnya, Bahlil mengklaim dunia usaha menginginkan Jokowi tetap menjabat sebagai presiden hingga 2027. Pernyataan itu kali pertama disampaikan Bahlil dalam diskusi pemaparan hasil survei nasional Indikator Politik Indonesia (IPI). Berdasarkan data survei yang dilakukan IPI pada 6-11 Desember 2021, sebanyak 35 persen responden menyatakan setuju bila jabatan Jokowi ditambah hingga 2027.
Sedangkan, yang tidak setuju mencapai 58 persen. Meski mayoritas menolak jabatan presiden diperpanjang, tetapi angka responden yang menyatakan setuju dari bulan ke bulan terlihat terus bertambah.
Bahlil mengatakan dunia usaha memang pelan-pelan kini mulai membaik, seiring dengan membaiknya pandemik COVID-19. Lalu, tiba-tiba ingin ditimpa lagi dengan persoalan politik menjelang pemilu 2024.
Bahlil pun berdalih ia hanya sebagai penyambung lidah. Keputusan akhir apakah masa jabatan presiden bisa ditambah tiga tahun atau tidak, tergantung kepada MPR. Pengusaha mengikuti saja apa keputusan pemerintah.
"Tapi, kalau tidak ada ruangnya ya jangan didiskusikan. Tapi, bila dinyatakan sebaliknya ya boleh-boleh saja kan dibahas. Masalahnya, saya tidak tahu apakah ruang itu ada atau tidak. Mudah-mudahan saja yang terbaik untuk bangsa dan negara. Saya kan hanya menyampaikan apa diskusi saya dengan pengusaha, kok jadi kayak gimana-gimana, gitu," ungkap Bahlil ketika diwawancarai CNN Indonesia TV , Selasa, 11 Januari 2022.
"Lalu, soal saya ditegur presiden, itu informasi dari mana? Saya baru tahu informasi itu. Kok, lebih tahu mereka dibandingkan saya yang berkomunikasi dengan presiden dan Pak Mensesneg?" tanya Bahlil.
Apakah memang ada ruang agar jabatan Presiden Jokowi ditambah tiga tahun lagi?