Jakarta, IDN Times - PDI Perjuangan (PDIP) tidak menghitung dukungan dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kepada Ganjar Pranowo untuk Pemilu 2024. Hal itu lantaran PSI tidak membuka komunikasi lebih dulu dengan parpol berlambang kepala banteng moncong putih tersebut.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menilai langkah yang ditempuh PSI tak memenuhi etika politik.
"Jadi, di dalam membangun hal positif, kami penuh dengan aspek kultural. Kami mengedepankan di mana untuk membangun aspek kerja sama, tetap etika politik yang dikedepankan. Bukan tiba-tiba ambil keputusan," ungkap Hasto di kantor DPP PDIP, Minggu (30/4/2023).
Padahal, PSI adalah parpol pertama yang menyuarakan dukungan terhadap Ganjar pada 2022. Ketika itu, PSI tiba-tiba menyatakan dukungan pada pasangan Ganjar dan Yenny Wahid. Parpol berlambang bunga berwarna putih itu mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar, tak lama setelah Partai Nasional Demokrat (NasDem) kepada Anies Baswedan.
Hasto pun menggarisbawahi PDIP belum pernah menerima komunikasi yang dilakukan secara formal oleh PSI. "Padahal dukungan itu harus disuarakan secara konsisten. Lalu, dari sana terjalin komunikasi antar partai. Selama ini kami belum pernah menerima komunikasi yang dilakukan secara formal oleh partai tersebut," tutur dia.
Hal itu berbeda dengan dukungan yang disampaikan Partai Hanura dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dukungan pemenangan kepada Ganjar ikut dihitung PDIP.
"Kalau Hanura dan PPP kan langsung terjadi komunikasi antar jajaran DPP. Sehingga bisa diformulasikan lebih lanjut dalam kerja sama politik gitu," katanya lagi.
Lalu, apa respons PSI ketika disebut PDIP tidak memiliki etika politik dalam menyampaikan dukungan kepada Ganjar?
