Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020) (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Perlu diketahui, isu reshuffle jilid II kembali muncul setelah adanya rencana pembentukan Kementerian Investasi dan peleburan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengatakan reshuffle menteri kabinet bisa saja dilakukan Presiden Joko "Jokowi" Widodo dalam pekan ini.
"Bagaimana keputusan-keputusan yang diambil presiden tidak membutuhkan waktu lama, makanya dalam pekan-pekan ini kita tunggu, tidak mustahil dalam pekan ini (reshuffle)," ujar Ngabalin saat dihubungi IDN Times, Selasa, 13 April 2021.
Terkait berapa menteri yang akan di-reshuffle Jokowi, Ngabalin tidak berkomentar lebih jauh. Ia hanya meminta publik menunggu keputusan orang nomor satu di Indonesia itu.
"Artinya begini, kalau nanti presiden menganggap satu, dua, menteri harus digeser, harus diganti, tidak ada yang bisa halangi presiden, karena hal itu hak prerogatif presiden. Beliau lakukan apa saja dijamin UUD kan. Jadi kata kuncinya kita tunggu sajalah," kata dia.
Menurut Ngabalin, keputusan Jokowi melakukan reshuffle karena Menristek Bambang Brodjonegoro telah memberikan isyarat untuk pamit. Sehingga akan ada kekosongan jabatan.
"Pak Jokowi kan dalam kepemimpinannya hampir tidak ada yang tidak cepat, semua keputusan cepat, kemudian sudah begitu tidak tertunda-tunda," tutur Ngabalin.