Jakarta, IDN Times - Ibu Serda ED Pandu Yuda Kusuma, Sri Endah Lestari, tak bisa membendung air mata ketika menyampaikan harapan agar jenazah putranya segera dievakuasi dari utara perairan Bali. Pandu merupakan satu dari 53 Anak Buah Kapal (ABK) KRI Nanggala-402 yang gugur pada Rabu, 21 April 2021 lalu. Jenazahnya diperkirakan berada di kedalaman 838 meter bersama badan KRI Nanggala-402.
"Saya sebagai orang tua berharap semoga segera dievakuasi ABK KRI Nanggala, apapun itu (kondisinya), saya ikhlas. Harapan saya semoga cepat diangkat (jenazah), bisa pulang ke keluarga masing-masing sehingga saya bisa melihat untuk kali terakhir," ungkap Endah sambil menangis terisak di program "Mata Najwa" yang tayang di stasiun Trans 7, Rabu (28/4/2021) malam.
Harapan serupa juga diutarakan istri Pandu, Mega Dhian Pratiwi. Ia ingin pemerintah tak menghentikan upaya untuk melakukan evakuasi jenazah ABK.
"Saya ingin melihat wajah suami saya untuk terakhir kali. Saya ingin proses evakuasi tetap berlanjut," kata Mega di program yang sama.
Proses pengangkatan jenazah dari kedalaman 838 meter bukan sesuatu yang mudah. Namun, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, akan mengupayakan untuk mengevakuasi jenazah para ABK.
Bagaimana proses evakuasi jenazah bisa diwujudkan?