Berbakti kepada orang tua adalah tugas wajib seorang anak sepanjang hayat. Namun, ketika orang tua sudah tiada, bukan berarti berbakti kepada mereka pun selesai. Salah satu caranya yakni mengirimkan doa yang dapat menolong orang tua di akhirat.
Adapun doa yang dibaca ketika berziarah maupun setelah salat, yaitu:
اللّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِلْمَاءِ وَالشَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْاَبْيَضُ مِنَ الدَّ نَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارً اخَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَادْخِلْهُ الجَنَّةَ وَاعِذْهُ مِنْ عَدَابِ الْقَبرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ
Allahummaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ madkholahu, waghsilhu bil maa i wats-tsalji walbarodi wa naqqihii minal khothoo ya kamaa yunaqqots- tsawbul abyadhu minad danas, wa abdilhu daaron khoiron min daarihii wa ahlan khoiron min ahlihii wa zawjan khoiron min zawjihi, wa adkhilhul jannata wa a ‘idzhu min ‘adzaabil qobri wa fitnatihi wa min ‘adzaabin naar.
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia, maafkanlah dia dan tempakanlah di tempat yang mulia (surga), luaskanlah kuburnya, mandikanlah dia dengan air yang jernih dan sejuk. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik dari yang ditinggalkannya pula, pasangan yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya. Masukanlah dia ke surga, jagalah dia dari siksa kubur dan neraka.”
Sebagai catatan, jika yang sudah meninggal adalah ibu (perempuan), maka lafaz ‘hu’ diganti menjadi ‘ha’ (Allahummagh fir laha). Namun, jika ibu dan bapak yang meninggal, maka lafadz ‘hu’ diganti menjadi ‘huma’ (Allahummagh fi la humma).