Bogor, IDN Times – Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Iwan Suryawan, menyatakan dukungan penuhnya terhadap kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi terkait penanggulangan bencana, termasuk alokasi anggaran Rp20 miliar untuk Siaga Darurat dan inisiatif percepatan reboisasi berbasis insentif.
Namun, ia juga memberikan catatan kritis yang harus menjadi fokus utama Pemprov Jabar dalam mitigasi jangka panjang, terutama terkait pengawasan tata ruang dan dampak ekonomi bencana.
Bencana banjir dan longsor di Jawa Barat dinilai Iwan Suryawan bukan lagi hanya faktor cuaca, melainkan konsekuensi logis dari kerusakan lingkungan yang parah dan menahun di wilayah hulu. Data BPBD Jabar yang mencatat 74 kejadian bencana dalam kurun waktu singkat 1–12 November 2025, dengan 9.810 jiwa terdampak, menjadi bukti nyata.
"Kita tidak bisa lagi menyalahkan cuaca. Pemicu utama adalah hilangnya daya dukung alam. Isu mengenai 80 persen hutan Jawa Barat yang rusak bukan lagi sekadar wacana, melainkan fakta yang secara nyata terekam dalam data bencana kita," ujar Iwan Suryawan.
Ia menekankan kerusakan hutan menyebabkan air hujan tidak terserap optimal, memicu peningkatan debit air sungai dan tanah longsor, terutama di daerah konservasi kritis seperti Kabupaten Bogor dan Cianjur.
