Paus Fransiskus saat bertemu dengan para warga di Vatikan. (Instagram.com/franciscus)
Sementara, Dubes Amrih menyatakan tidak membayangkan acara bakal meriah dan banyak kejutan. Menurut dia, bagi diplomat datang dan pergi adalah hal biasa. Datang dan pergi menjadi bermakna tergantung bagaimana mengisi hari-hari antara datang dan pergi.
“Dari sisi waktu tugas di Vatikan adalah yang tercepat, hanya satu setengah tahun. Tetapi secara makna adalah yang paling besar, pengalaman yang unik,’ katanya.
Amrih berharap setelah di Indonesia relasi tetap terjalin dan ia bisa berkunjung ke tempat para suster dan romo di Indonesia.
“Meskipun singkat tugas di tengah para suster dan romo, sangat berharga. Sebagai manusia kami tetap sedih karena harus berpisah. Namun, kami punya banyak bekal untuk melanjutkan perjalanan hidup di Indonesia. Kita saling mendoakan untuk perjalanan masing-masing,” sambung Amrih, seraya berharap kerja sama IRRIKA dan KBRI Vatikan tetap berlanjut.
Sementara, Ibu Bertha Jinangkung mengungkapkan mereka sekeluarga merasa terberkati bisa berada di tengah-tengah para romo dan suster. “Hal ini merupakan kesempatan yang luar biasa. Terimakasih atas kebersamaan selama ini,” tuturnya.
Acara perpisahan dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan siang bersama, serta diakhiri dengan seluruh peserta yang hadir menyanyikan lagu Kemesraan bersama-sama.