Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi capres dan cawapres (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi capres dan cawapres (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza, menilai duet Puan Maharani sebagai capres dan cawapres Yusril Ihza Mahendra di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 berpotensi merusak harapan PDI Perjuangan (PDIP) yang menginginkan menang tiga kali berturut-turut alias hattrick.

Sebagaimana diketahui, PDIP telah memenangkan dua kali putaran pemilu secara berturut-turut, yakni 2014 dan 2019. Partai berlambang kepala banteng itu kini berharap bisa menang kembali pada Pemilu 2024 mendatang.

1. Puan dan Yusril bukan sosok yang ideal

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra. (dok. IDN Times/Istimewa)

Efriza menilai, pasangan Puan dan Yusril tidak punya kekuatan besar di antara tiga daerah potensial besar pemilih seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Selain itu, pasangan ini diprediksi tak akan menimbulkan antusiasme pemilih. Sebaliknya, duet ini justru akan membingungkan banyak orang karena keduanya jarang menyentuh isu tertentu yang dekat dengan masyarakat.

"Tak adanya lemparan isu yang patut disorongkan kepada masyarakat, sebab keduanya tidak punya segmen isu dari rekam diri masing-masing. Yusril amat dikenal sebagai pakar hukum tata negara semata, tidak punya sisi sensitivitas terhadap suatu masalah tertentu yang berhubungan dengan masyarakat banyak," ucap Efriza kepada IDN Times, Selasa (31/1/2023).

2. Peluang hattrick PDIP berpotensi lenyap

Bendera PDI Perjuangan (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Oleh sebab itu, dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Sutomo ini menilai, wajar jika bukan wacana Puan-Yusril yang menguat di PDIP, tetapi justru ajakan berupa sindiran yang menyuruh Yusril bergabung ke PDIP dan meninggalkan Partai Bulan Bintang (PBB).

Efriza menilai, PDIP akan berisiko besar jika berpasangan dengan Yusril. Peluang hattrick berpotensi lenyap dan justru menguntungkan elektoral PBB.

"PDIP akan berisiko besar jika berpasangan dengan Yusril. Peluang hattrick malah potensial lenyap, malah menguntungkan PBB dari segi elektoral sebab menyumbang peningkatan potensi suara-suara di daerah untuk partai ini," tutur dia.

3. Yusril potensial jadi tim sukses

Yusril Ihza Mahendra (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Efriza juga menyoroti keputusan PBB yang masuk gerbong PDIP mendukung sistem proporsional tertutup. Menurutnya, kedua parpol itu hanya cocok dari segi proporsional tertutup, namun tidak ideal sebagai capres dan cawapres.

Meski begitu, Yusril dianggap sangat potensial jika di 2024 maju sebagai tim sukses dari pasangan PDIP. Mengingat, dia memiliki kepakaran hukum tata negara dan pemerintahan yang memumpuni.

"Pasangan Puan-Yusril bukan pasangan yang ideal malah membagongkan. PDIP-PBB hanya baik dalam bekerja sama seperti Pemilu Proporsional Tertutup, bukan jadi pasangan ideal di Pilpres 2024," tutur dia.

Editorial Team