Jakarta, IDN Times - Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman periode 2014-2021, Amin Soebandrio, mengisahkan dampak dari peleburan institusi yang didirikan sejak 1888 itu ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Di antaranya yakni memindahkan peralatan ke Gedung Genomik yang berlokasi di Cibinong, Bogor dengan membutuhkan biaya lebih dari Rp7 miliar.
Biaya Rp7 miliar itu, kata Amin, untuk memindahkan satu peralatan saja. "Itu (peralatan) whole genome sequencing (WGS) yang tercanggih di Indonesia. Namanya Nouvasec dan hanya ada satu-satunya di Indonesia dan ada di Eijkman," ungkap Amin kepada IDN Times melalui pesan pendek, Selasa 18 Januari 2022.
"Harga peralatan itu saja sekitar Rp35 miliar. Pihak vendor hanya mau menjual peralatan itu kepada Eijkman karena mereka ingin memastikan alat itu terpakai dan dipelihara dengan baik," katanya lagi.
Amin menambahkan, biaya pemindahan Nouvasec yang berkisar Rp7 miliar diperoleh setelah Eijkman berkonsultasi dengan pihak vendor. Biayanya tergolong mahal, lantaran menyangkut teknisi yang akan memasang dan memindahkan peralatan WGS tersebut.
Ia mengatakan, proses pemindahan peralatan di Eijkman Salemba sudah mulai dilakukan secara bertahap sejak 2021. Peralatan tersebut dipindah lantaran Eijkman yang akan menjadi bagian dari BRIN bakal berkantor di sana. Sementara, aset-aset berupa gedung yang berada di area Salemba bakal dikelola oleh RSCM.
Amin menjelaskan, konsep bekerja open system yang bakal diterapkan saat pindah ke BRIN tak bisa efektif. Sebab, bagi peneliti tak semua peralatan bisa dipakai secara bergantian. Ada ruangan-ruangan dan peralatan yang aksesnya harus diberikan secara terbatas.
"Pemindahan laboratorium itu bukan hal yang sederhana juga. Hal tersebut juga costly. Kami juga harus memastikan bahwa alat, sampel, dan spesimen yang dipindahkan harus dalam keadaan aman," tutur dia lagi.
Di sisi lain, Amin secara blak-blakan mengatakan ada kerugian yang dirasakan oleh Eijkman ketika dibubarkan dan dilebur ke dalam BRIN. Salah satunya, pengembangan Vaksin Merah Putih yang diteliti oleh Eijkman jadi molor. Bila jadwal semula vaksin produksi dalam negeri itu bisa diluncurkan pada 2022, kini mundur ke 2023.
Malah, kata Amin, ia mendengar ada rencana pemerintah untuk membangun pabrik vaksin COVID-19 milik asing. Pabrik vaksin mana yang dimaksud Amin?