Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Purn Dudung Abdurachman bersama putra ketiganya Letda Inf Muhammad Akbar A. (www.instagram.com/@dudung_abdurachman)
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Purn Dudung Abdurachman bersama putra ketiganya Letda Inf Muhammad Akbar A. (www.instagram.com/@dudung_abdurachman)

Intinya sih...

  • Dudung memberikan pesan khusus bagi putra ketiganya, Akbar

  • Dudung sempat singgung pernyataan mantan anggota DPR Effendi Simbolon

  • Jumlah perwira remaja TNI AD yang diterima jauh lebih banyak dibanding angkatan sebelumnya

Jakarta, IDN Times - Raut bahagia dan bangga terlihat jelas di wajah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurachman. Sebab, putra ketiganya, Letnan Dua Inf Muhammad Akbar A berhasil menuntaskan pendidikan perwira di Akademi Militer, Magelang pada pekan lalu. Kini Akbar akan mendaftarkan diri ke satuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

"Insya Allah, dia mau daftar masuk komando, kopassus. Mudah-mudahan," ujar Dudung seperti unggahannya di akun media sosial dan dikutip pada Selasa (29/7/2025).

Namun, Dudung tidak menjelaskan mengapa Akbar ingin masuk ke Kopassus. Tetapi, satuan Kopassus merupakan salah satu pasukan elite yang melahirkan sejumlah tokoh besar, termasuk Prabowo Subianto dan sejumlah nama Panglima TNI.

1. Dudung ikut berikan pesan khusus bagi putra ketiganya

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Purn Dudung Abdurachman bersama putra ketiganya Letda Inf Muhammad Akbar A. yang lulus dari Akademi Militer (www.instagram.com/@dudung_abdurachman)

Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional itu turut berpesan kepada anaknya agar menjadi perwira yang dapat memberikan teladan. Tak lupa, Dudung meminta Akbar untuk memberikan pengabdian terbaik selama bertugas sebagai perwira TNI AD.

"Saya berpesan jadilah perwira yang baik, yang mencintai anak buahnya, kemudian dia tahu tugas pokok yang harus dia lakukan, dan mengabdi kepada bangsa dan negara," kata Dudung.

Sementara, dalam pandangan Akbar, tanggung jawab yang dibebankan ke pundaknya akan dikerjakan sebaik-baiknya. Apalagi Akbar termasuk satu dari 842 perwira TNI AD yang dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Pesan yang saya ambil dari bapak saya yaitu apabila kamu menjadi seorang pemimpin, maka beranilah untuk mengambil keputusan. Berani mengambil keputusan lebih baik daripada tidak mengambil sama sekali," kata Akbar di Mabes TNI AD.

2. Dudung sempat singgung pernyataan mantan anggota DPR Effendi Simbolon

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Rini Widyantini bertemu dengan Penasihat Khusus Presiden urusan Pertahanan Nasional Dudung Abdurachman (dok. KemenPANRB)

Sementara, di acara upacara penerimaan taruna IV dan III di Mabes TNI AD, Dudung sempat menyinggung kembali ucapan mantan anggota komisi I DPR periode 2019-2024, Effendi Simbolon. Ketika itu, mantan kader PDI Perjuangan (PDIP) tersebut sempat menyinggung putra Dudung yang disebut tidak memenuhi syarat untuk menjadi prajurit TNI.

Hal itu lantaran tinggi badannya yang tak memenuhi persyaratan tetapi tetap dipaksakan lolos ke Akmil. Nama Akbar pun sempat dicoret oleh Panglima TNI ketika itu, Jenderal Andika Perkasa.

Sempat muncul isu terjadi sikap yang tak akur antara Andika dengan Dudung saat itu. Prabowo Subianto yang ketika itu menjabat Menteri Pertahanan disebut turun gunung dan menengahi keduanya di ruang rapat komisi I DPR.

"Ini yang dulu diisukan tingginya kurang oleh Effendi Simbolo. Ahh, ini buktinya nih tingginya 178 (sentimeter) dan sekarang sudah lulus. Dia mau daftar masuk komando, Kopassus, insya Allah. Mudah-mudahan," kata Dudung.

3. Jumlah perwira remaja TNI AD yang diterima jauh lebih banyak dibanding angkatan sebelumnya

Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Maruli Simanjuntak (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sementara, jumlah perwira remaja aribituren Akademi Militer (Akmil) yang diterima di Mabes TNI AD jumlahnya lebih besar dibanding angkatan-angkatan sebelumnya yakni 827 orang. Hal itu lantaran ada dua angkatan yang lulus bersamaan. Perbedaan waktu pendidikan tersebut menyesuikan dengan kurikulum baru Akmil.

"Angkatan 33 dan 34, tetap yang 3 tahun lulus akan mendapatkan gelar. Kami kan banyak berdiskusi bahwa pendidikan itu terlalu panjang, dihadapkan dengan sekarang teknologi bisa vicon. Sehingga nanti dia menyelesaikan S2-nya di vicon itu nanti, tetap harus selesai. Dari segala macam kecabangannya juga mereka harus selesai," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak di Mabes TNI AD pada pekan lalu.

Lulusan Akmil 2025 menjadi yang terbesar bila dibandingkan dengan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL), Akademi Angkatan Udara (AAU), maupun Akademi Kepolisian (Akpol). Menurut Maruli, TNI AD memang membutuhkan banyak personel. Apalagi, kata Maruli, selama ini formasi yang diisi oleh prajurit TNI AD di daerah tidak mencapai 100 persen.

”Untuk diketahui bahwa jumlahnya Angkatan Darat selama ini tidak pernah cukup, masih banyak daerah-daerah yang organisasinya hanya 60 persen. Bahkan, ada 50 sekian persen. Jadi, memang kebutuhan kami akan sangat banyak," kata jenderal bintang empat itu.

Editorial Team