Jakarta, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI membantah mau menunjukan taringnya demi menyaingi Kejaksaan Agung (Kejagung) RI dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
KPK baru saja melakukan Operasi Tanggap Tangan (OTT) yang melibatkan Eks Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer alias Noel yang tesandung kasus pemerasan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Dalam kasus ini, KPK mengekspose sejumlah barang bukti yang disita dalam rangkaian OTT di kasus Noel.
"Nggak lah, itu ingin membuktikan saja. Sama sekali tidak ada (mau saingan)," ujar Ketua KPK, Setyo Budiyanto dalam Indonesia Summit 2025 dalam sesi Building Trust in Justice: Strategies for Consistent Law Enforcement in Indonesia’s 8th Decade, di The Tribrata, Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Melalui ekspose tersebut, Setyo mengatakan, KPK hanya ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa dalam OTT itu terdapat barang-barang mewah yang berhasil disita.
Di sisi lain, dia mengatakan, area parkir yang berada di belakang gedung merah putih KPK tidak cukup luas untuk menampilkan semua barang bukti di kasus ini. Ia juga tidak ingin menganggu kerja-kerja awak media untuk mendapat publikasi di kasus Noel.
"Kami mau menyampaikan ke masyarakat bahwa hasil OTT itu ada itu," kata dia
Diketahui, Noel dan 10 orang tersangka lainnya dalam kasus ini disangkakan melanggar Pasal 12 huruf (e) dan/atau Pasal 12B UU Tipikor juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Indonesia Summit 2025, khususnya sesi Visionary Leaders, merupakan sebuah konferensi independen yang diselenggarakan IDN Times untuk dan melibatkan Generasi Millennial dan Gen Z di Tanah Air. Indonesia Summit 2025 mengusung tema "Thriving Beyond Turbulence, Celebrating 80's Years Independence", bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh Nusantara.