Epidemiolog: Puncak Kasus COVID-19 Jakarta Diprediksi Akhir September

Jakarta, IDN Times - Pakar epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, memprediksi puncak kasus penyebaran COVID-19 di wilayah DKI Jakarta terjadi akhir September.
"Jakarta dan sekitarnya akan mengalami puncak kurva di akhir September atau awal Oktober, salah satu indikator mendekati puncak ini terlihat sekarang, jumlah hunian di rumah sakit terutama ruang ICU membludak, tidak tertampung, " ujarnya saat dihubungi IDN Times, Rabu (2/9/2020).
1. Indikator lain yakni angka kematian tinggi
Selain itu, lanjut Dicky indikator puncak kasus COVID-19 di Ibu kota juga ditandai dengan tingginya angka kematian karena banyak pasien yang tidak bisa mendapatkan layanan ICU.
"Antrean ini juga sudah kelihatan, ini harus dicegah," ungkapnya.
2. Testing masif tiap daerah harus sesuai standar WHO
Dicky menambahkan pencegahan ini harus ada kolaborasi antar daerah sebab kontribusi pelonjakan kasus juga berasal dari mobilitas ekonomi di wilayah sekitar yakni Bekasi, Depok, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Untuk meredam ini ini perlu sinergitas tiap daerah dengan melakukan tes dan deteksi COVID-19 standar dengan tes PCR per 1 juta penduduk atau sejumlah 10 ribu tes per hari," imbuhnya.
3. Pulau Jawa masih menjadi episentrum penyebaran virus corona
Dicky mengungkapkan puncak kasus tidak bisa dipastikan dengan angka karena semua tergantung dari testing yang dilakukan pemerintah, sedangkan tes yang dilakukan pemerintah daerah sendiri masih banyak yang di bawah standar WHO.
Selain itu, kondisi Indonesia yang kepulauan membuat sulit menentukan kapan puncak kasus di Indonesia, sebab tiap kepulauan mempunyai karakter berbeda.
"Ini membuat pandemik secara nasional dipengaruhi pulau-pulau besar, jadi estimasinya berbeda dan saat ini pulau Jawa masih menjadi episentrum," terangnya.
4. Kapasitas rumah sakit di Jakarta hampir penuh
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui kapasitas rumah sakit di Jakarta hampir penuh. Karena itu Pemprov DKI Jakarta akan menambah kapasitasnya.
"Jadi dengan begitu kita bisa menangani semua orang yang harus dirawat," kata Anies.
Anies mengatakan kapasitas rumah sakit di Jakarta yang sudah terpakai sebanyak lebih dari 70 persen. Idealnya, dia melanjutkan, kapasitas rumah sakit tidak terisi lebih dari 60 persen.
"Jadi sekarang kita akan tambah lagi kapasitas tempat tidur di ICU mau pun di ruang isolasi rumah sakit. Di Jakarta ada 190 (rumah sakit) jadi kita akan tambah masuk dalam sistem Rumah Sakit rujukan," jelas Anies.