Fenomena Live Streaming Ngaji Ihya', Berawal dari Ide Istri Ulil

Surabaya, IDN Times - Fenomena pengajian online di kalangan millenials bermunculan. Bak jamur yang tumbuh di musim hujan, banyak ustaz-ustaz yang memanfaatkan media sosial untuk sarana dakwahnya. Salah satu di antara mereka yakni Ulil Abshar Abdala yang populer dan digandrungi di Facebook.
Hanya bermodalkan gadget dan tripod yang sederhana, Ulil sudah bisa menyiarkan dakwahnya ke seantero dunia. Menariknya, ngaji online ala Ulil tidak melalui YouTube, melainkan live streaming via Facebook saja. Tak lupa, ia pun selalu bersiap dengan kuota penuh sebelum memulainya karena live streaming banyak menyedot banyak kuota internet.
Dengan ilmu yang telah dikuasainya, melalui live streaming Facebook, Ulil mengajak generasi millennial untuk sadar diri akan pentingnya agama. Ia juga mengajarkan anak muda agar memanfaatkan media digital untuk bersosial. Bukan kegiatan sosial untuk kepentingan media.
"Itu fungsi media sosial agar ada keseimbangan. Tidak hanya narsis saja," ujar Ulil saat ditemui di Kampus B Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Jumat (23/3).
1. Memulai pada bulan puasa tahun lalu
Kepada IDN Times, Ulil menceritakan latar belakang kenapa ia tertarik membuat pengajian online. Mulanya, secara pribadi dia merasa kangen ngaji bernuansa pesantren di Bulan Ramadhan. Sehingga ia pun mulai ngaji tahun lalu untuk kebutuhannya sendiri.
"Awalnya ngaji ini untuk personal saya sendiri tapi istri saya (Ienas Tsuroiya) mengusulkan media sosial bisa dipakai buat streaming. Karena dia jengah dan jengkel sekarang ini medsos diisi banyak ceramah berisi kebencian, jadi pengajian saya ini maunya dia agar ada keseimbangan," kata Ulil.
Lebih lanjut, Ulil pun menyetujui saran dari Ienas untuk ngaji online. Tak butuh banyak waktu untuk memikirkan konsep, Ienas segera menyiapkan tripod dan gadget yang sudah ada di rumah. Di mulailah ngaji online dengan tema dari Ulil.
"Saya awalnya gak terlalu berharap orang akan ikut, setelah ikuti saran istri ternyata banyak yang suka. Saya sendiri tidak menyangka. Ini ide murni dari istri," ungkap Ulil.
2. Kitab Ihya' dikemas dengan tema dan bahasa anak muda
Nah, yang menarik dari pengajian online ala Ulil ini bukan hanya pada sarana live streaming Facebool yang digunakannya. Lebih dari itu, menantu KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) ini mengangkat kitab yang tak biasa di kalangan anak muda, yakni kitab Ihya'. Jika mendengar Ngaji Ihya' anak muda pasti banyak yang belum tahu, kalau pun tahu mereka kebanyakan menghindarinya.
Semua anggapan tersebut seakan diputar balikan oleh Ulil dengan mudahnya. Ia mengemas Ihya' bernuansa millennials. Padahal, kitab yang satu ini, sebagian besar digunakan oleh ulama yang sudah berumur yang tidak lagi memikirkan duniawi lagi. Memang isinya sedikit kaku yakni tidak lagi boleh mengurus masalah duniawi. Tetapi saat disampaikan Ulil, isi Ihya hanya tentang warning alias peringatan saja sehingga diterima di semua kalangan.
"Ihya' ini yang menulis Imam Ghazali, Biasanya kalo ngaji Ihya' sudah akhir hayat. Yang mengherankan waktu saya streaming justru anak muda yang nonton. Saya tertantang menghadirkan kitab Ihya bukan untuk kitab orang-orang sepuh saja. Jadi relevan untuk anak zaman now," ujarnya.
Ulil pun menyampaikan kalau mengikuti ulama yang ada, ia akan kalah saing. Ia pun mencari resep lain menghadirkan Ihya dengan cara yang baru. "Saya pertahankan dengan cara mengkaji teks, membaca kata perkata kemudian diuraikan. Saya pertahankan metode lama dan baru dengan live streaming medsos, saya maknai kitab ini dengan bahasa Indonesia," jelasnya.
3. Aktif di medsos dan menyelami dunia millennials salah satu cara Ulil
Pria berusia 51 tahun ini memang sudah tak muda lagi secara fisik. Namun jangan ditanya jiwanya, Ulil ternyata masih aktif media sosial layaknya anak zaman now. Hal inilah yang menjadi jurus ampuh Ulil sebelum menggelar Ngaji Ihya. Karena menurutnya, semua tema yang didapat harus disesuaikan dengan tren yang ada sekarang ini.
"Saya sendiri aktif di medsos, saya bisa menyelami generasi millennial, saya tahu isunya kegelisahan mereka. Maka saya bisa membahasakan Ihya ke dunia mereka, saya tahu trend mereka. Menurut saya ngaji ihya jadi populer minimal orang punya kontrol diri ketika mereka memberikan reaksi komentar di medsos," ungkap Ulil.
Ulil nenambahkan, dengan menerapkan Ngaji Ihya di live streaming facebook bisa memberikan bekal untuk anak muda. Sebab, ia melihat dunia digital sangat demokratis tanpa sensor. "Salah satu ciri khas dunia digital reaksi spontanitas dan kecepatan. Dengan online saya rasa bisa menjawab reaksi tersebut," katanya.
4. Sekali live streaming, viewernya mencapai ribuan
Popularitas Ulil tak ada apa-apanya tanpa racikan Ienas. Memang benar ada pepatah di balik lelaki sukses ada perempuan di belakangnya. Nah, Ienas inilah orang di balik layar sehingga Ulil bisa melejit sampai sekarang. Dia-lah yang menjadi admin sekaligus kameramen selama Ulil melakukan live streaming.
Kepada IDN Times, Ienas menyampaikan kalau sekarang viewers pengajian online ini sudah mencapai ribuan. Ia merasa senang karena ide yang digagasnya mendapat respon positif dar warganet. "Ada ribuan yang nonton, kalau yang stay, konstan itu 400-an dari awal sampai selesai. Ya namanya online memang begitu. Untuk usianya banyak, ada anak muda yang gak paham, ada yang paham, ada yang tua juga," terang Ienas.
5. Tak hanya dunia maya, Ulil sekarang sudah merambah ke dunia nyata
Kesuksesan Ulil di dunia maya ternyata meningkatkan hasrat warganet untuk bisa mendatangkannya secara langsung. Nah, untuk mendatangkannya pun tidak berbelit-belit. Karena manajer dari Ulil merupakan sang istrinya sendiri, Ienas.
Ienas mengakui sejak mulai populer di medsos, suaminya kebanjiran order untuk mengisi pengajian di mana-mana. Maka dari itu, sebagai admin di live streaming, dia juga mengemban posisi manajer Ulil. Ienas pun mengemas setiap acara yang mengundang suaminya ini bertajuk Kopdar sehingga pengajian berlangsung santai layaknya diskusi. Ia pun mematok tarif yang sudah disepakati kedua belah pihak.
"Alhamdulillah banyak sekali undangan mengisi di kampus juga. Salah satunya di Unusa ini. Sampai sekarang sudah sepuluhan kota, Purwokerto, Wonosobo, Cilacap, Semarang dan lainya. Kalau Jatim baru pertama ini di Surabaya," bebernya.
6. Anak sulung Ulil kaget ayahnya tiba-tiba populer
Sementara itu, anak pertama Ulil, Ektada Bennabi (19), justru kaget dengan populeaitas yang diraih sang ayah. Ia mengakui kalau di kalangan teman-temannya justru lebih mengenal ayahnya dari pada dirinya. Padahal, awal mula ayahnya membuat live streaming Ngaji Ihya ini hanya coba-coba saja.
"Itu awalnya ide iseng saja. Tapi responnya luar biasa sampai bisa populer. Pas Bulan Ramadhan itu saya juga sebenarnya belajar Ngaji Ihya, kalau ayah mau live streaming saya gak pernah ikut nge-share malah ikut nyimak saja. Ya sekarang senang karena sudah popouler dan gak nyangka," ungkap mahasiswa sastra Inggris semester II UI ini.