Salah satu rumah warga yang paling berat terdampak adalah milik Ramli. Cukup jelas tanah yang ada di halaman belakang rumahnya turun ke bawah.
Ketika wartawan mengunjungi di lokasi, hanya istri Ramli bernama Fitrina yang ada. Ia pun menuturkan awalnya tanah mereka rata atau tidak memiliki patahan seperti saat ini. Akan tetapi, pada Minggu (10/1/2021) lalu, tiba-tiba saja tanah di belakang rumahnya tampak retak.
Ia beserta sang suami awalnya tidak terlalu menghiraukannya, namun dua hari kemudian atau tepatnya pada Selasa (12/1/2021), retakan semakin parah. Bahkan tanahnya mulai turun.
"Awalnya ini rata, tapi ini udah turun ke bawah," kata Fitrima bercerita.
"Kejadian gak terasa, keluar pagi lihat sudah bergelombang dan siangnya sudah pecah. Kejadian hari Selasa," imbuhnya.
Fitrina pun membenarkan apa yang sebelum diceritakan oleh Ilyas, bahwa fenomena tanah bergerak ini merupakan kali pertama dialami kampung mereka.
Meski posisi rumahnya itu terbilang berbahaya, namun istri Ramli tersebut mengaku enggan untuk pindah atau mengungsi.
"Kita memang takut. Ada dibilang untuk jangan tinggal di rumah, namun mau gimana lagi dan mau tinggal di mana," ungkapnya bercerita.
Ketika dikunjungi IDN Times, belum ada tampak tanda-tanda berdirinya tenda darurat yang dibangun warga ataupun instansi pemerintah terkait. Padahal, sebelumnya dikatakan bahwa lokasi telah dikunjungi oleh pihak Kepolisian Resor Aceh Besar, anggota DPR Kabupaten, dan peneliti dari Universitas Syiah Kuala.