Jakarta, IDN Times - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengungkapkan beberapa hal terkait praktik politik uang di ajang pemilihan kepala daerah (pilkada).
Lucius bahkan membeberkan tingginya nilai mahar politik bisa mencapai triliunan rupiah. Biaya itu dibayarkan calon kepala daerah kepada partai politik untuk pencalonan.
"Kalau di pilkada ya beli tiket (pencalonan) gitu ya, karena kita tahu kan hampir semua calon itu diusung oleh partai," tutur Lucius saat dihubungi IDN Times, Rabu (20/11).
Menurut, Lucius pilkada ibarat sebuah pasar gelap dengan berbagai transaksi uang ilegal di dalamnya. Inilah hal yang menyebabkan biaya politik tinggi dalam pilkada. Lalu bagaimana sistematis permainan politik uang dalam pilkada? Berikut fakta-faktanya.