Jakarta, IDN Times - Kepergian Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho membawa duka mendalam bagi keluarga dan Tanah Air. Sutopo boleh saja meninggalkan kita untuk selama-lamanya, namun nama dia tetap terukir sebagai sosok yang penuh dedikasi untuk kemanusiaan.
Bahkan, Kepala BNPB Letjen Doni Monardo menyatakan Sutopo adalah Pahlawan Kemanusian, yang tetap melayani publik walaupun dalam keadaan sakit, dengan semangat pengabdian yang luar biasa memberikan informasi kebencanaan di Tanah Air.
Sutopo meninggal dunia saat menjalani perawatan untuk mengobati kanker paru di Guangzhou St. Stamford Modern Cancer Hospital, Minggu (7/7) pukul 02.20 waktu Guangzhou, Tiongkok. Sutopo dirawat di Guangzhou sejak 15 Juni 2019 lalu.
Saat mengembuskan napas terakhirnya, Sutopo didampingi istrinya, Retno Utami Yulianingsih, keluarga terdekat, dan komunitas warga Indonesia di Guangzhou.
Sutopo didiagnosis menderita kanker paru stadium IVB. Kanker yang dideritanya telah menyebar ke tulang dan beberapa organ vital tubuh. Sejak divonis kanker akhir Desember 2017 lalu, ia masih gigih melakukan upaya pengobatan, maupun dalam menginformasikan berbagai bencana yang terjadi di Indonesia, selama 2018 hingga pertengahan 2019.
Sutopo meninggal pada umur 50 tahun dan meninggalkan seorang istri, Retno Utami Yulianingsih, serta dua anak, Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho dan Muhammad Aufa Wikantyasa Nugroho.
Jenazah Sutopo diterbangkan pada Minggu sore (7/7) dari Guangzhou, Tiongkok, dan tiba di Jakarta melalui Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Minggu pukul 20.30 WIB.
Jenazah langsung dibawa ke rumah duka di kompleks Raffles Hills, Cibubur, Depok, Jawa Barat. Usai dimandikan dan disalatkan, jenazah Sutopo langsung dibawa kembali ke Bandara Soakarno-Hatta, untuk diterbangkan ke Bandara Adi Soemarmo Solo, dan dibawa ke kampung halamannya Boyolali, Jawa Tengah, untuk dikebumikan pada Senin (8/7) pagi.
Berikut detik-detik kedatangan dan keberangkatan jenazah Sutopo di rumah duka: