Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ganjar Pranowo Diberi Wayang Golek Satria Saat Kampanye di Karawang (IDN Times/Istimewa)
Ganjar Pranowo Diberi Wayang Golek Satria Saat Kampanye di Karawang (IDN Times/Istimewa)

Intinya sih...

  • Dalang Darsa Wibiksana berikan wayang golek satria ke Ganjar Pranowo saat kampanye di Karawang.
  • Wayang Satria memiliki makna adil, bijak, dan amanah menurut Dalang Darsa.
  • Ganjar menyatakan pentingnya mengembangkan seni dan budaya, bukan hanya melestarikannya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo diberi wayang golek satria oleh Dalang Darsa Wibiksana saat berkampanye di Karawang, Jawa Barat, pada Jumat (15/12/2023). Dalang Darsa menjelaskan, sengaja memberikan wayang karena Ganjar dinilai peduli terhadap seni dan budaya.

“Saya akan memberikan suatu kenang-kenangan ke Pak Ganjar yakni Wayang Satria,” ujar Dalang Darsa di Karawang, Jumat.

1. Makna wayang tokoh Satria

Ganjar Pranowo Diberi Wayang Golek Satria Saat Kampanye di Karawang (IDN Times/Istimewa)

Dalam kesempatan itu, Dalang Darsa menjelaskan makna Wayang Satria, yakni adil, bijak, dan amanah.

“Yang dibuat Satria itu maknanya bahwa itu harus adil dan bijak. Karena harus membawa amanah kepada negara dan bangsa,” ucap dia.

2. Seni dan budaya harus diluhurkan

Ganjar Pranowo Diberi Wayang Golek Satria Saat Kampanye di Karawang (IDN Times/Istimewa)

Lebih lanjut, Dalang Darsa menegaskan, seni dan budaya harus diluhurkan. Terlebih, yang berkaitan dengan kearifan lokal.

"Harus diingatkan bahwa seni budaya bangsa harus diluhurkan seni kearifan lokal. Untuk kaum muda-mudi yang jaman sekarang harus mencintai soal pewayangan, atau pedalangan wayang golek dan wayang kulit,” kata dia.

3. Seni dan budaya bukan hanya dilestarikan

Ganjar Pranowo Diberi Wayang Golek Satria Saat Kampanye di Karawang (IDN Times/Istimewa)

Ganjar berterima kasih sudah diberi Wayang Satria. Dia menegaskan, seni dan budaya tidak hanya dilestarikan, tapi harus bisa dikembangkan.

“Ini tidak lagi melestarikan, tapi harus dikembangkan,” ujar Ganjar.

Editorial Team