Akibat sikap kurang toleran dari etnis tertentu membuat aksi perusakan kian merajalela. Sebanyak delapan wihara yang berada di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara dirusak warga pada Jumat malam 29 Juli.
Dilansir CNN Indonesia, peristiwa berawal dari salah satu warga yang protes karena merasa terganggu dengan suara dari rumah ibadah masjid yang berada tepat di depan rumahnya. Dari sini, kerusuhan pun terjadi. Massa yang mengetahui kejadian tersebut langsung marah dan bertindak anarkis.
Tak berapa lama setelah aksi protes tersebut, pengurus tempat ibadah masjid mendatangi rumah warga untuk membicarakan soal protes yang dilakukannya. Warga tersebut dan suaminya pun segera diamankan ke Polsek Tanjung Balai Selatan.
Emosi warga kian tak terbendung karena dipicu postingan seorang netizen yang menyebutkan tentang sikap protes aktivitas agama tersebut, beberapa kelompok masyarakat di Tanjung Balai kemudian berkumpul dan mendatangi rumah pelaku. Massa awalnya sempat membubarkan diri, namun karena masih tersulut emosi mereka kembali ke rumah pelaku dan ingin membakar rumahnya. Beruntung aksi tersebut tak jadi dilakukan.
Karena massa sudah semakin banyak dan semakin emosi, massa lalu bergerak menuju Wihara Juanda yang berjarak sekitar 500 meter dari Jalan Karya. Massa kemudian berupaya membakar wihara namun dihadang oleh personel Polres Tanjung Balai. Lalu dilakukan pelemparan dengan menggunakan batu sehingga wihara tersebut mengalami kerusakan. Tidak berhenti disitu saja, massa yang semakin emosi kemudian mendatangi wihara lain di kota Tanjung Balai. Akibat kerusuhan tersebut, sebanyak delapan wihara dilaporkan dirusak warga.