Penumpang di MRT Jakarta. (IDN Times/Hana Adi Perdana)
Direktur Utama PT MRT William Sabandar mengatakan, mulai Senin (23/3), MRT hanya beroperasi mulai pukul 06.00 hingga 20.00 WIB. Selain itu, jarak kedatangan antarkereta juga akan mengalami perubahan.
"Jarak antar-kereta ini akan tetap pertahankan, yaitu pada jam-jam sibuk. Dari jam 07.00 sampai 09.00 WIB itu 5 menit, dan jam 17.00 WIB sampai 19.00 WIB itu 5 menit. Dan pada jam di luar itu akan 10 menit sambil melihat perkembangan di hari-hari selanjutnya," kata William.
Selain itu, dengan menerapkan social distancing atau menjaga jarak, jumlah penumpang MRT akan dibatasi 60 orang per kereta. Ini berarti, enam gerbong kereta hanya boleh menampung 360 orang.
"Ini untuk memastikan bahwa social distancing ini kita terapkan secara ketat, dan kami mengimbau masyarakat yang menggunakan MRT Jakarta untuk menjaga jarak minimum antar-penumpang, pada saat berdiri atau pun duduk adalah minimum satu meter," kata dia.
Seperti KRL dan MRT, TransJakarta juga hanya beroperasi dari pukul 06.00 hingga 20.00 WIB. Selain itu, ada penyesuaian kapasitas jumlah penumpang yang bisa diangkut dalam satu bus.
"Kapasitas tiap-tiap bus itu akan kami batasi, sama seperti hari ini yaitu untuk bus gandeng dari tadinya 150 menjadi 60 pelanggan. Lalu juga untuk bus single itu sebanyak 30 pelanggan (dalam) satu bus," ungkap William.
Selama di dalam bus, penumpang juga harus menjaga jarak. Jika berdiri, jarak antar-penumpang diperkirakan sepanjang satu lengan. Sedangkan bagi yang duduk di kursi, harus berjarak satu kursi penumpang.
"Berikutnya, rute yang kami operasikan per Senin (23/3) itu hanya rute di dalam koridor. Jadi rute kami non-BRT, Royal Trans, lalu juga perbatasan dan juga Mikro Trans. Itu kami setop operasi per Senin (23/3)," tutur William.