Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi gempa bumi (Dok. BNPB)
Ilustrasi gempa bumi (Dok. BNPB)

Jakarta, IDN Times - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono menjelaskan, gempa tektonik 5,1 Skala Richer yang mengguncang  di Sukabumi pada Selasa (10/3) sore merupakan gempa terkuat yang bersumber dari sesar aktif di daratan Jawa Barat. Bahkan, gempa tersebut terhitung sebagai gempa terkuat yang berpusat di darat dalam kurun waktu 19 tahun terakhir.

"Berdasarkan catatan katalog gempa, tampak bahwa gempa kuat dengan pusat di darat terakhir yang terjadi di Jawa Barat berkekuatan magnitudo 5,1 terjadi di Ciamis-Kuningan pada 13 Januari 2001," ujar Rahmat seperti dikutip dari Antara, Rabu (11/3).

1. Kekuatan gempa mencapai skala intensitas VI MMI

Kerusakan akibat gempa M 5,0 yang berpusat di Sukabumi (ANTARA FOTO/BPBD Kabupaten Bogor)

Ia menjelaskan, hasil analisis peta tingkat guncangan gempa yang dipublikasikan oleh BMKG sesaat setelah gempa menunjukkan warna kuning pada zona pusat gempa dan sekitarnya. Hal itu memiliki arti bahwa dampak dari gempa yang hanya terjadi beberapa detik tersebut mencapai skala intensitas VI MMI.

“Gempa yang dampaknya berada dalam skala VI MMI (Modified Mercalli Intensity), getarannya dirasakan oleh semua penduduk dan bisa menimbulkan kerusakan ringan,” tuturnya.

2. Gempa di Sukabumi dikategorikan sebagai gempa kerak dangkal

(BMKG)

Ia menjelaskan, gempa yang terjadi pada pukul 17.18.04 WIB yang titik episenternya berada di darat di wilayah Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi dipicu oleh aktivitas sesar aktif. Maka, gempa lokal tersebut terjadi akibat pergeseran blok batuan kulit bumi secara tiba-tiba.

“Gempa semacam itu dikenal sebagai gempa kerak dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif,” ujarnya.

3. Mekanisme gempa tersebut adalah pergerakan sesar mendatar

Gempa Bumi Sukabumi (Dok. BNPB)

Ia mengatakan, dari analisis mekanisme sumber menunjukkan mekanisme gempa tersebut adalah pergerakan sesar mendatar. Lalu apabila dilihat dari kondisi geologi dan tataan tektonik di wilayah Jawa Barat bagian selatan, ada dugaan sesar tersebut mengalami pergeseran ke kiri.

“Dalam peta zonasi sumber gempa di wilayah Jawa Barat, lokasi episenter gempa berada di zona Sesar Citarik. Zona sumber gempa sesar aktif ini berada di sebelah barat Sesar Cimandiri dan di sebelah timur zona sumber gempa Kluster Bogor, yang aktif memicu rentetan gempa swarm yang berpusat di Kecamatan Nanggung, Bogor, pada Agustus 2019,” jelasnya.

4. Pada tahun 1900 wilayah Cisaat dan Gandasoli pernah hadapi gempa kuat yang merusak

Ilustrasi. Kerusakan akibat gempa bumi (ANTARA/Aditya Rohman)

Rahmat menginformasikan, menurut catatan BMKG, pada tahun 1900 wilayah Cisaat dan Gandasoli Sukabumi pernah menghadapi gempa kuat yang merusak. Selain merusak permukiman, gempa tersebut merusak Stasiun Cisaat dan Gandasoli Sukabumi.

“Wilayah yang sama kembali mengalami gempa kuat dan merusak yang populer dengan nama Gempa Gandasoli pada tahun 1982,” katanya.

Editorial Team