Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251001-WA0005(1).jpg
Presiden Prabowo Subianto usai memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (1/10/2025) menyapa sejumlah siswa sekolah (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Intinya sih...

  • Prabowo dianggap tak serius benahi SDM dan pendidikan

  • Prestasi olahraga menurun, SDM bagus tapi tak didukung pemerintah

  • Belum ada perubahan berarti sejak era Jokowi, isu SDM masih angin lalu

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Isu mengenai pembangunan sumber daya manusia (SDM) masuk dalam salah satu poin misi besar pemerintahan Presiden RI, Prabowo Subianto yang dimuat dalam Asta Cita.

Poin ini secara khusus menyebut target Prabowo, yakni memperkuat pembangunan SDM, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.

Namun dari kalangan anak muda, khususnya Gen Z, memandang isu pendidian masih sekadar angin segar yang dihembuskan oleh Prabowo sejak kampanye Pilpres 2024 lalu. Sementara implementasinya masih sekadar benih yang belum tumbuh lantaran tak disiram dengan serius oleh pemerintah.

Hal tersebut disampaikan oleh sejumlah Gen Z saat diwawancarai IDN Times, untuk meminta pandangan terhadap isu kesejahteraan dan peningkatan kualitas SDM.

1. Isu SDM, pendidikan, dan sains tak jalan karena Prabowo terlalu fokus urus MBG

Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming program unggulan Presiden Prabowo Subianto, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 103 Inpres Hasanuddin, Makassar/dok Setwapres

Saat ditanya mengenai isu tersebut, Gen Z yang mengadu nasib di Jakarta, Muhammad Ilpandi, menilai Prabowo tidak serius dalam meningkatkan kualitas dan menyejahterakan SDM.

Menurutnya, hal itu lantaran Prabowo terlalu fokus menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG), sehingga mengesampingkan upaya lainnya. Padahal, masih banyak guru honorer yang mendapat gaji rendah.

"Saya pernah ngobrol sama orang di daerah puncak, kebetulan istrinya guru honorer Sekolah Dasar, dan cerita istrinya digaji tiga bulan cuma 800 ribu. Menurut saya, itu jauh dari kata sejahtera guru sebagai pondasi pendidikan," ujarnya saat dihubungi IDN Times.

Di samping itu, belum berhasilnya meningkatkan kualitas SDM juga dibuktikan dengan maraknya kasus murid yang bermasalah dengan tenaga pengajar. Terbaru, kasus kepala sekolah SMA Negeri 1 Cimarga yang menindak muridnya karena ketahuan merokok. Polemik ini justru berujung pada pemecatan tenaga pengajar.

"Walaupun saya tetep tidak membenarkan tindakan guru yang main tangan. Saya tidak melihat bapak Presiden dan Wakil ini hadir di masyarakat menyelesaikan masalah," katanya.

Ilpandi menilai, peristiwa itu menunjukkan sekolah yang menjadi dasar mengolah tata krama SDM sudah rusak. Sayangnya pemerintah tak serius turun tangan menyelesaikan masalah ini.

Selain itu, pemerintah Prabowo juga dianggap belum serius menampung inovasi sains dan teknologi yang muncul dari masyarakat. Ilpandi berharap, ke depan Prabowo mau mendukung berbagai penemuan tersebut.

2. Prestasi olahraga anjlok, SDM Indonesia bagus tapi tak didukung pemerintah

Timnas Indonesia lawan Irak di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. (Dok. PSSI)

Sementara, Aulia punya pandangan lain terhadap pemerintahan Prabowo. Dia mengatakan, sebenarnya kualitas SDM di Indonesia sudah bagus, tapi pemerintah kurang memberikan dukungan.

Dia pun menyontohkan dari segi prestasi olahraga atlet Indonesia yang mengalami penurunan. Aulia menduga, masalah ini muncul karena berbagai faktor, misalnya masalah anggaran kurang hingga adanya kepentingan politik yang menghambat operasional masing-masing cabang olahraga.

"Beberapa faktornya karena masalah kurangnya anggaran, ya entah dikorupsi atau memang emang kecil. Juga, masih mencampurkan urusan politik ke olahraga, itu menurut saya gak banget sih," tutur Aulia.

"Kayak sayang saja gitu, SDM Indonesia tuh sebetulnya banyak yang bagus-bagus ya. Tapi dari pemerintahnya masih kurang dukung mereka. Yang saya lihat sih, satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran masih gak ada perubahan," lanjutnya.

3. Belum ada perubahan berarti sejak era Jokowi

Presiden Prabowo Subianto saat tiba di Tanah Air usai kunjungan Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat. Prabowo tiba di Indonesia melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Sabtu (27/9/2025) sekitar pukul 15.30 WIB. (YouTube/Sekretariat Presiden)

Senada, Dimas Ramadhan Wicaksana juga menganggap isu memperkuat SDM masih jadi angin lalu dari pemerintahan sebelumnya, era Presiden Ketujuh RI, Joko Widodo. Belum ada perubahan yang berarti.

"Kalau yang memperkuat SDM, sains, teknologi, pendidikan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, penguatan peran perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas, masih belum tersentuh. Belum ada perubahan berarti dari sebelumnya," tuturnya.

Editorial Team