Siswa dan siswi SMA tengah berkumpul di sekolah (ShutterStock/Ibenk_88)
Eva mengatakan, anak-anak harus dibekali pemahaman terkait fokus dan tujuan mereka seperti apa. Selain itu, mengedukasi mereka jika tidak ada sesuatu yang instan termasuk dalam mencapai apa yang mereka impikan.
“Karena narkoba itu kan menawarkan yang instan. Di sini ada risiko sangat besar yang harus disampaikan. Misalnya saja di-blacklist lingkungan masyarakat sehingga para pengguna narkoba tidak akan punya kesempatan untuk mengembangkan dirinya,” tambah Eva.
Dalam menghadapi permasalahan narkoba di satuan pendidikan ini, menurut Eva, penting sekali membangun sinergitas. Salah satunya melalui program sekolah bersih narkoba.
Selain membentuk relawan, mengampanyekan bahaya narkoba, melalui program tersebut tenaga kependidikan juga dapat membuat regulasi. Karena sejauh ini belum ada bagian-bagian khusus membantu menangani pencegahan penyalahgunaan narkoba di usia sekolah dan remaja termasuk di level SMA.
“Nanti pihak sekolah tidak hanya bisa melakukan koordinasi ke pihak berwajib seperti polisi, tapi juga bisa melakukan koordinasi ke BNPB, BNN atau ke dinas Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan. Nah sejauh ini itu belum ada bagian-bagian khusus ke sana di sekolah-sekolah,” tutur mantan pengajar tersebut.