Massa yang mengikuti Munajat 212 di area Monas Jakarta Pusat. (IDN Times/Santi Dewi)
Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko “Jokowi” Widodo - Ma’ruf Amin mengkritik keras acara keagamaan bertajuk Malam Munajat 212 yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah FPI Pusat dan MUI Jakarta.
Juru Bicara TKN, Ace Hasan Syadzily, membeberkan bahwa awalnya ia mendukung acara keagamaan untuk mendoakan Indonesia. Namun, acara tersebut dicederai dengan adanya nuansa kampanye.
Hal itu dibuktikan dengan salam dua jarinya Fadli Zon, serta pidato Zulkifli Hasan yang lebih tendensius ke arah kampanye untuk mendukung pasangan presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Salahuddin Uno.
“Bagi kami, acara doa bersama tentu sangat positif walaupun nuansa politisnya sangat tak bisa dihindarkan karena memakai embel-embel angka itu. Namun, jika doa bersama itu ternyata dipergunakan sebagai momentum untuk menyampaikan pesan-pesan politik, itu berarti sudah keluar dari nawaitu-nya,” ujar Ace dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/2).
Ia menilai bahwa acara semalam merupakan bagian dari politisasi agama sekaligus kampanye, apalagi Ace melihat penyelenggara acara tersebut merupakan tokoh-tokoh yang selama ini dikenal sebagai pendukung Prabowo.
“Kampanye politik itu itu boleh-boleh saja. Namun, harus pada tempatnya. Kita semua sudah tahu peraturannya. Masyarakat juga sudah cerdas dalam menilai acara-acara seperti itu mengandung nuansa politik,” tegasnya.
Oleh sebab itu, kader Partai Golkar ini meminta kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk menyelidiki dugaan adanya kampanye yang terselubung tersebut. “Saya kira Bawaslu harus bertindak sesuai dengan kewenangannya. Tak harus menunggu laporan karena Bawaslu DKI sendiri memantau langsung acara itu. Terlalu kentara bahwa acara itu berbau politik dengan yel-yel seperti kampanye,” tandasnya.