Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gibran Minta Maaf ke Korban Banjir dan Longsor di Sumatra
Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka saat berdialog langsung dengan warga di Posko Pengungsian Balai Latihan Kerja (BLK) Desa Kampung Gumpang Lempuh, Kecamatan Putri Betung, Rabu (17/12/2025) (dok. Setwapres)

Intinya sih...

  • Gibran minta maaf bila penanganan bencana Sumatra masih kurang

  • Gibran pastikan pemerintah akan bergerak cepat

  • Penetapan bencana nasional di Sumatra diminta jangan diperdebatkan lagi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden (Wapres), Gibran Rakabuming Raka, menyampaikan permohonan maaf terhadap masyarakat terdampak banjir bandang dan longsor di Sumatra, apabila masih terdapat kekurangan terhadap penanggulangan pascabencana.

Sebagai perwakilan pemerintah, Gibran menyampaikan duka cita yang mendalam kepada seluruh keluarga korban, serta warga terdampak banjir dan longsor di Sumatra.

"Serta memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam proses penanganan pascabencana masih terdapat kekurangan," kata Gibran dalam keterangan tertulis, Senin (22/12/2025).

1. Gibran pastikan pemerintah akan bergerak cepat

Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka saat berdialog langsung dengan warga di Posko Pengungsian Balai Latihan Kerja (BLK) Desa Kampung Gumpang Lempuh, Kecamatan Putri Betung, Rabu (17/12/2025) (dok. Setwapres)

Lebih jauh, Gibran memastikan, pemerintah akan terus berupaya maksimal dalam mempercepat penanggulangan bencana di Sumatra.

"Saya pastikan, pemerintah akan terus memberikan upaya maksimalnya dalam mempercepat dan menyempurnakan penanganan di lapangan," kata Wapres.

Selain itu, Gibran juga memastikan, pemerintah akan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak, termasuk mempercepat proses pemulihan infrastruktur, hingga rehabilitasi dan rekonstruksi daerah-daerah terdampak banjir.

"Mulai dari pemenuhan kebutuhan dasar, pemulihan infrastruktur, hingga rehabilitasi dan rekonstruksi, dengan mengutamakan keselamatan dan kenyamanan warga terdampak," kata Mantan Wali Kota Surakarta itu.

2. Penetapan bencana nasional di Sumatra jangan diperdebatkan lagi

Sekretaris Kabinet (Setkab), Teddy Indra Wijaya. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, meminta penetapan status bencana nasional untuk bencana banjir bandang di Sumatra tidak lagi dibahas. Ia memastikan bencana banjir di Sumatra telah menjadi skala prioritas nasional.

"Jangan lagi bicara status jika tindakannya sudah berskala nasional, Rp60 triliun dikeluarkan untuk membangun kembali rumah, fasilitas umum, hingga gedung-gedung pemerintah," kata Teddy di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat, 19 Desember 2025.

Teddy memastikan, seluruh kepala daerah terdampak telah mendapatkan dana tunai untuk menanggulangi daerahnya. Selain itu, ia mengatakan, jaringan listrik yang mati karena dihantam banjir sudah mulai pulih.

"Seluruh Bupati dan Wali Kota di 52 kabupaten terdampak telah memegang dana tunai di hari itu juga. Listrik yang mati total di atas gunung pun kini sudah menyala kembali berkat petugas yang bekerja bagaikan pahlawan tanpa tanda jasa di tengah badai," ujar dia.

3. Seskab Teddy jawab tudingan pemerintah dinilai lamban tangani bencana Sumatra

Sekretaris Kabinet (Setkab), Teddy Indra Wijaya. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam kesempatan itu, Teddy juga merespons berbagai kritik kepada pemerintah yang dianggap lamban menangani bencana banjir di Sumatra. Dia mengatakan sejak hari pertama bencana pada akhir November 2025, seluruh elemen kekuatan telah bergerak.

Menurut Teddy, seluruh petugas TNI, Polri, Basarnas, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) terjun ke lokasi bencana, untuk mengevakuasi masyarakat terdampak banjir.

Teddy memaparkan, sejumlah logistik dan personel TNI, Polri, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) yang juga langsung dikerahkan ke lokasi bencana. Sejumlah alutsista juga langsung dikerahkan. Kemudian, tercatat lebih dari 50 ribu personel gabungan TNI, Polri, dan relawan berada di titik-titik bencana untuk memastikan evakuasi berjalan lancar.

"Saya pastikan, sejak hari pertama, detik pertama, pemerintah beserta warga sudah sama-sama berjuang keras. Seluruh petugas TNI, Polri, Basarnas, BNPB daerah, semuanya terjun ke medan laga di detik pertama tanpa kamera! Mereka bertaruh nyawa di bawah guyuran hujan dan di atas puncak gunung demi menyelamatkan saudara-saudara kita," kata Teddy.

Diketahui, BNPB mencatat korban jiwa akibat banjir di Sumatra bertambah 19 orang menjadi 1.090 jiwa hingga Sabtu, 20 Desember 2025. Adapun, jumlah korban meninggal dunia terbanyak berasal dari Aceh dengan total 472 orang.

Editorial Team