Giring Ganesha dalam acara Indonesia Millenial Summit (Dok/IDN Times)
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, Giring seharusnya memberi contoh yang baik sebagai ketum partai politik (parpol).
Hendri menjelaskan, Giring adalah salah satu politikus muda yang menjadi panutan pemuda-pemudi yang berpolitik. Karena itu, kata dia, Giring seharusnya lebih bijak bila ingin mengkritik.
Bila ingin mengkritik Anies Baswedan, sambungnya, Giring harusnya berdiskusi dengan PSI. Sebab PSI, menjadi salah satu fraksi di DPRD DKI Jakarta.
"Saya sih kasih saran ke Mas Giring, saya sering bicara ke banyak mahasiswa saya, bahwa berpolitik itu menggunakan akal sehat, bicara dan berhenti di dagu. Jangan sampai, jangan diterusin pakai hati gitu. Jadi berhenti di dagu jangan sampai di hati. Kalau di hati, yang ada adalah politik kebencian nantinya," katanya.
"Jangan sampai kemudian apa yang dilakukan Mas Giring ini membuat image anak muda yang berpolitik itu jadi jelek karena dianggap terlalu main hati, gitu," dia menambahkan.
Sementara pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta, Ujang Komarudin, menilai Giring dan PSI ingin menaikkan popularitas atau elektabilitasnya dengan menyerang Anies Baswedan. Dalam artian, kata Ujang, Giring sedang mencari panggung politik dengan membuat apa yang dilakukan Anies seolah-olah salah atau tidak ada yang benar.
Padahal, sambungnya, setiap pejabat negara dan tokoh politik memiliki plus-minus tersendiri.
"PSI sedang membesarkan diri dan cari panggung dengan cara menghajar tokoh yang memang dari dulu hingga kini tak disukainya. Itu pilihan PSI. Dengan menghajar Anies dengan cara mengatakan Anies pembohong, otomatis PSI akan mendapatkan pemberitaan yang besar," kata Ujang.