Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri di acara Rakernas PDIP pada Selasa (21/6/2022). (dok. PDIP)
Selain itu, NSN dalam surveinya juga menempatkan PDI Perjuangan dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menduduki peringkat teratas di wilayah DKI Jakarta, dengan mencapai 23,3 persen dan 18 persen.
"Berperan sebagai oposisi terhadap Anies, elektabilitas PDIP dan PSI unggul di DKI Jakarta,” kata Riandi.
Riandi menuturkan PDIP berperan sebagai oposisi dan mengkritisi kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan selama lima tahun.
Selain PDIP, partai yang digerakkan anak muda, yaitu PSI lebih lantang terhadap Gubernur Anies Baswedan, bahkan satu-satunya fraksi partai di DPRD DKI yang menolak laporan pertanggungjawaban APBD DKI Jakarta Tahun Anggaran 2021.
Riandi mengungkapkan sikap kritis yang ditunjukkan PSI menjadi partai besutan mantan vokalis Grup Band Nidji, Giring Ganesha Djumaryo itu mendongkrak elektabilitas partai di DKI.
Tercatat kedua belah pihak, yakni Anies membidik sebagai calon presiden dan PSI mengincar kursi di DPR RI pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Riandi menilai sikap kritis dan peran sebagai oposisi terhadap kebijakan Pemprov DKI, berdampak kepada elektabilitas PDI Perjuangan dan PSI di DKI Jakarta.
Sementara, Gerindra yang merupakan partai pengusung Anies pada Pilkada DKI Jakarta 2016, berada pada posisi ketiga dengan elektabilitas 8,5 persen dan disusul Golkar sebesar 7,8 persen.
NasDem yang menjagokan Anies sebagai calon presiden mengantongi elektabilitas 6,0 persen dibuntuti PKS (4,5 persen) dan Demokrat (4,3 persen).
Berikutnya ada PPP (2,3 persen), PKB (2,0 persen), dan PAN (1,5 persen). Lalu partai politik baru Gelora (1,3 persen), Perindo (1,0 persen), Ummat (0,8 persen), dan Hanura (0,5 persen).
Lembaga NSN melakukan survei terhadap 400 responden mewakili warga DKI Jakarta, dengan metode multistage random sampling, dan tingkat kesalahan (Margin of error survei) sebesar ±4,9 persen, serta tingkat kepercayaan 95 persen pada periode 11-15 September 2022.